Jumat 01 Dec 2017 06:30 WIB

Cara Berjalan Rasulullah Isyarat Optimisme

Rep: mgrol97/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: fold3.com
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Cara berjalan Rasulullah SAW mengandung isyarat optimisme, seakan ingin menjelaskan kepada kaum Muslim bahwa cara berjalan dapat mengantarkan seseorang pada akhir yang diinginkan. Ini pula yang dianjurkan dalam ilmu motivasi modern bahwa cara berjalan membungkuk mencirikan suramnya kehidupan. Sebaliknya, tegap dan cepat mencirikan kesuksesan masa depan.

Dikutip dari buku yang berjudul ‘Teladan Muhammad’ berikut merupakan cara berjalan Rasulullah SAW:

Tidak menoleh

Ibnu ‘Abbas ra meriwayatkan, “Rasulullah SAW ketika berjalan sangat cepat dan tidak menoleh ke arah manapun sehingga dapat diketahui dari cara jalannya bahwa beliau tidak malas ataupun lemah.” (HR. Ahmad, Musnad Bani Hasyim)

Berjalan dengan Tegap

Anas bin Malik ra meriwayatkan, “Rasulullah SAW apabila sedang berjalan seolah seperti orang yang bersandar (tegap).” (HR. Abu Dawud, kitab Adab)

Anas bin Malik ra meriwayatkan, “Rasulullah SAW ...apabila sedang berjalan langkah beliau terayun tegap...” (HR. Muslim, kitab al-Fadha’il)

Ali bin Abi Thalib ra meriwayatkan, “...Jika mengayunkan langkah, beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan turunan. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum atau sesudahnya.” (Hadits shahih, Mukhtashar asy-Syama’il no.4)

Seperti Menuruni Tanah

Ali bin Abi Thalib ra meriwayatkan, “Apabila Rasulullah SAW berjalan, tubuh beliau bergoyang, seperti sedang menuruni tanah yang landai.” (HR. At-Tirmidzi, kitab al-Manaqib)

Seakan –akan Tidak Menyentuh Tanah

Laqith bin Shabrah ra meriwayatkan, “...Tak lama kemudian, Rasulullah SAW datang dengan berjalan yang jalannya seakan turun dari atas (jinjit tidak menyentuhkan kaki pada tanah)...” (HR. Abu Dawud, kitab Thaharah)

Berjalan dengan Cepat

Abu Hurairah ra meriwayatkan, “Aku pernah berjalan bersama Rasulullah SAW. Saat aku berjalan, beliau selalu mendahuluiku. Lalu, aku pun berusaha untuk mengimbangi jalan beliau. Aku berkata, ‘Bumi seolah terlipat untuk beliau...’” (HR. Ahmad, Musnad al-Muksirin).

Tegapnya jalan Nabi SAW dan cepatnya langkah beliau menunjukkan kekuatan. Ini merupakan bantahan bagi orang-orang yang lemah lunglai (kemayu) berjalan dan bergerak. Keadaan mereka yang tidak tegap berjalan sama sekali bukanlah bagian dari khusyu’ dan tawadhu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement