REPUBLIKA.CO.ID, Sekelompok mahasiswa Universitas Dalhousie, Kanada menciptakan jilbab kit darurat. Tujuannya, memastikan mahasiswa Muslim di kampus itu memiliki jilbab pengganti jika kerudungnya dicuri, dirusak, atau dicabik.
"Saya khawatir dengan keamanan semua orang terpinggirkan di kampus ini," kata Presiden Serikat Mahasiswa Dalhousie (DSU) Amina Abawajy dilansir dari CTV News Atlantic, Rabu (29/11).
Ia menjelaskan DSU bergabung dengan Nova Scotia Public Interest Research Group menciptakan perangkat hijab darurat. Jilbab darurat itu disebut tindakan proaktif memastikan mahasiswa memiliki akses ke jilbab, jika membutuhkannya. Abawajy mengatakan selama ini mendengar kabar ihwal banyak serangan terhadap perempuan berjilbab. Namun, para korban itu enggan melaporkan peristiwa yang menimpanya.
"Saya tidak percaya mereka melapor butuh pengamanan. Seperti yang anda sadari, ada beberapa alasan mengapa orang (perempuan Muslim) tidak melaporkan kejadian ini," ujar Abawajy.
Ia menegaskan kekerasan atas dasar hijab menimbulkan traumatis pada korban. Selain itu, Abawajy mengaku khawatir atas keselamatan sendiri usai menerima ancaman pesan suara di Kantor DSU. Pun ia juga mengaku khawatir atas keselamatan dua saudara perempuannya yang berada di Universitas Dalhousie.
"Ini adalah ancaman yang sangat nyata," ujar dia.
Abawajy mengatakan beberapa jilbab kit telah digunakan perempuan Muslim. Pun sejumlah organisasi Halifax lainnya meminta perlengkapan itu juga.
Manajer Komunikasi Senior Universitas Dalhousie Janet Bryson mengatakan Polisi Regional Halifax maupun Universitas Dalhousie menerima laporan ihwal kekerasan yang menargetkan perempuan Muslim berjilbab.
"Dalhousie Security sepakat memiliki perangkat jilbab di tangan jika mereka membutuhkannya," kata dia.