REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adzan bentuk ibadah kepada Allah untuk memberitahukan masuknya waktu shalat. Adzan disyariatkan pada tahun pertama hijriah. Dan Muadzin pertama yang mengumandangkan adzan adalah Bilal bin Rabbah.
Seorang Muadzin yang sedang mengumandangkan adzan harsulah mengeraskan suaranya. Tidaklah seorang manusia, jin, dan segala sesuatu yang mendengarkannya, melainkan akan mennjadi saksi baginya di hari kiamat, dan dosanya akan terampuni sepanjang jangkauan suaranya.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang mendengarkan adzan? Apa yang harus dilakukan?
Dalam buku Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri, dijelaskan bahwa disunnahkan bagi yang mendengar adzan, baik laki-laki maupun perempuan untuk melakukan hal-hal berikut,
1. Mengucapkan kalimat yang diucapkan muadzin, agar mendapatkan pahala seperti pahalanya muadzin. Kecuali pada lafazh hayya ‘alas-shalah dan hayya ‘alalfalah, saat itu pendengar adzan mengucapkan lahaula walaquwata illabillah.
2. Selesai selesai adzan disunnahkan bagi muadzin dan pendengar bershalawat kepaada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dengan suara pelan.
3. Disunnahkan mengucapkan doa sebagaimana tersebut dalam riwayat,
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda,
“siapa yang ketika mendengar adzan mengucapkan, ‘Ya Allah, Rabbnya dakwah yang sempurna ini dan shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan fadhilah (keutamaan), bangkitkanlah beliau pada kedudukan yang mulia sebagaimana telah Engaku janjikan”, maka dia akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat.”(HR. Bukhari)
4. Kemudian berdoa untuk diri sendiri sesukanya. Karena waktu tersebut adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa.
Sumber: Dalam buku Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri. Bagian ketiga ibadah: Shalat. Adzan dan Iqamah. Doa saat mendengarkan adzan. Hal 641.