Ahad 26 Nov 2017 09:33 WIB

Tiga Karya Monumental al-Farabi

Tauhid (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Tauhid (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erdy Nasrul

Filosof Muslim Abu Nasr al-Farabi (870-950) dikenal karena kemampuannya menyinergikan berbagai pemikiran filosofis yang dianggap bertentangan. Penerus al-Kindi bergelar guru kedua atau al-Muallim as-Sani ini memiliki banyak karya tulis yang menjadi rujukan ilmuwan Barat. Tiga di antaranya adalah sebagai berikut.

Mempertemukan Plato dan Aristoteles

Ilmuwan dari kata Farab yang kini masuk Kazakhstan ini adalah orang pertama yang menggabungkan pemikiran dua filosof Plato dan Aristoteles. Dalam bukunya al-Jam’u bayna Ra’yay al-Hakimayn, dia menilai kedua filosof itu sama-sama membahas ketuhanan. Keduanya menyatu dalam kesamaan tentang adanya zat yang melebihi kemampuan manusia sehingga menjadi objek penyembahan.

Kitab tersebut menjadi rujukan ilmuwan Muslim setelahnya untuk memahami konsepsi ketuhanan, alam, dan manusia, yang merupakan sumber ilmu pengetahuan. Melalui ketuhanan, manusia menggali tentang nilai agama dan moral yang menjadi sumber kehidupan.

Sedangkan alam menginspirasi mereka untuk mengembangkan pemahaman tentang berbagai ilmu pengetahuan. Begitu juga dengan mendalami manusia, ilmuwan mendapatkan ilmu psikologi, biologi, dan berbagai misteri tentang manusia.

Membangun Kota Ideal

Gagasan filosofis al-Farabi juga terlihat jelas dalam pandangannya tentang membangun kota ideal. Pemikiran yang termaktub dalam kitab Ara Ahlul Madinah al-Fadhilah ini banyak membicarakan tentang konsep kepemimpinan dalam Islam.

Menurutnya, kota ideal pasti dipimpin oleh pemimpin yang berkompeten. Sosok tersebut pasti memiliki kemampuan yang sama seperti nabi atau pun utusan Allah. Pemimpin akan berkomunikasi dengan Sang Pencipta untuk menentukan masa depan orang-orang yang dipimpinnya. Kemampuan itu membuat dirinya selalu mendapatkan petunjuk Allah, sehingga kepemimpinan mengarah kepada kemakmuran dan kesejahteraan.

Kitab ini juga menginspirasi banyak ilmuwan, baik Islam mau pun Barat, untuk mengembangkan ilmu politik dan administrasi negara.

Kitab Musika

Satu hal yang unik. Di antara karya yang ‘berat’ berisikan falsafah, politik, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya, al-Farabi menulis kitab yang memotivasi seniman. Kitab itu mengajarkan tentang alat-alat yang mampu mengeluarkan suara indah.

Kitabul Musiqa mengajarkan masyarakat tentang adanya kombinasi suara sehingga menjadi indah didengar. Alunan nada yang berasal dari berbagai alat kreasi manusia menjadi hiburan melepas kepenatan dan kejenuhan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement