REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Nasaruddin Umar saat mengisi Ku liah Subuh di Masjid Jami' Al-Hidayah Ra wamangun, Jakarta, belum lama ini, mengungkapkan keajaiban basmalah. Menurut Nasaruddin, setiap Muslim yang mengawali amalan kebaikannya dengan mengucapkan kalimat basmalah lebih berbobot nilainya dibanding seseorang yang melakukan amalan kebaikan, tetapi tidak mengawalinya dengan kalimat basmalah.
Di tengah kekhusyukan jamaah yang mendengarkan ceramahnya, Nasarud din mengungkap sisi lain dari kehebatan kalimat basmalah. Dalam Alquran ada ayat yang berbunyi wa'alaiha tis'ata asyr "dan di atasnya ada angka 19".
Menurut Nasaruddin, para mufassirin (ahli tafsir) dari zaman dahulu hingga sekarang, berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Ada mufasir yang mengatakan maksudnya adalah 19 lapis langit, ada pula mufasir yang mengatakan bahwa maksudnya ialah 19 malaikat.
Mengutip pendapat Prof Dr Rashd Khalifa, seorang warga negara Amerika Serikat (AS) keturunan Mesir, ulama kelahiran Bone itu menyatakan bahwa angka 19 itu adalah password kunci dari Alquran. Apa buktinya? Ia menjelaskan bahwa bagian Alquran yang pertama kali diturunkan adalah lima ayat pertama dari surah al-'Alaq.
Lima ayat yang pertama kali diturunkan itu persis jumlah hurufnya ada 19. Jumlah ayat yang ada di dalam surah al-'Alaq itu sendiri juga ada 19. Apabila dihitung dari surah an-Naas hingga surah an-Naba, maka persis posisi surah al-'Alaq berada di urutan ke 19. Kemu dian apabila dihitung dari surah an-Naba hingga surah an-Naas, maka hasilnya juga sama, yaitu surah al-'Alaq terletak pada urutan ke-19.
"Bismillahirrahmanirrahim itu jum lah hurufnya 19. Ada 114 kali kita temu kan di dalam Alquran dan itu bisa dibagi 19. Anehnya, ada satu surah yang tidak memiliki basmalah, yaitu surah at-Taubah. Apabila surah at-Taubah memiliki bismillah berarti totalnya menjadi 115 kalimat basmalah yang terdapat di Alquran, maka itu tidak bisa dibagi 19. Kalau basmalah dalam surah al-Fatihah itu dicopot seolaholah bukan ayat, maka rusak itu Alquran," katanya.
Keajaiban-keajaiban itu menurut dia menjadi bukti kuat bahwa Alquran bu kanlah buatan manusia. Ia kemudian mem bandingkan zaman di mana Alqur an diturunkan dengan zaman yang sudah berkemajuan teknologi seperti saat ini.
"Komputer saja yang bisa mengerjakan tugas harian kita, tidak akan sanggup membuat susunan kata serapi dan seruntut Alquran. Jangankan membuat susunan kata, mengikuti keindahan bahasa yang dimiliki Alquran saja tidak akan sanggup. Bagaimana mung kin Alquran itu buatan manusia," ujar dia.