REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Survei pada 2006 menunjukkan, hanya sekitar lima persen warga Kota Bogor yang dapat membaca Alquran dengan benar. Menyadari fakta ini, Pemerintah Kota Bogor semakin intensif mengadakan pelatihan baca tulis Alquran, seperti yang diadakan di Islamic Center PPIB Bogor, Rabu (22/11).
Selain meningkatkan kemampuan untuk mereka yang sudah paham, Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Masyarakat Setda Kota Bogor, Iman, mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan menarik minat masyarakat. "Sebab, di pertengahan Desember, akan digelar lomba MTQ tingkat Kota Bogor dan awal April dilanjutkan dengan tingkat provinsi," ucapnya saat ditemui di acara pelatihan.
Peserta lomba, Iman menambahkan, merupakan dari kalangan pesantren, madrasah dan majelis dengan jumlah mencapai 100 orang. Tidak sekadar berkompetisi, mereka diharapkan dapat mentransfer ilmu ke keluarga dan masyarakat luas.
Ke depan, ujar Iman, pembinaan keislaman dan pembumian Alquran di Kota Bogor akan semakin eksis melalui Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ). Pemkot Bogor sangat mendorong supaya masyarakat Kota Bogor dapat membaca Alquran, jangan sampai Alquran hanya menjadi pajangan di rumah dan berdebu, kata Iman.
Menurut Ketua Bidang Pendidikan Pelatihan LPTQ Kota Bogor, Ade Sarmili, pelatihan akan fokus pada tujuan agar peserta bisa memenuhi enam poin. Kritera ini merupakan batasan seseorang dianggap benar membaca Alquran atau tidak hanya sekedar membaca.
Enam kriteria itu yakni harus benar tajwidnya, benar huruf masuk keluar huruf, harus benar sifat hurufnya, harus benar cara berhenti dan mengawali bacaan tidak bisa sembarangan, harus benar panjang pendeknya dan harus ada lagunya (ragam), ujar Ade.
Masih banyaknya jumlah warga Kota Bogor yang belum benar membaca Alquran secara benar, disampaikan Ade, bukan tanpa sebab. Banyak di antara mereka yang berhenti mengaji setelah tamat Iqro, sehingga pendalaman terhadap Alquran tidak dilakukan.
Untuk dapat membaca Alquran, ucap Ade, tidak hanya dengan metode Iqro. Ada banyak metode lain yang memudahkan masyarakat termasuk Yanbua. "Metode ini sebenarnya sudah ada lebih dulu dan merupakan cikal bakal dari metode Iqro dan Tilawatil Quran di Indonesia, ujarnya.
Hanya saja, lanjut Ade, kemudahan memahami dalam membaca Iqro, membuat Iqro lebih booming. Terlebih, Iqro dinilai dapat menyelaraskan santri yang memiliki ragam kemampuan.
Sementara itu, metode Yanbua lebih sistematis dengan adanya alat peraga karena memang belum ada buku panduan. "Metode Yanbua ini bisa diajarkan ke semua kalangan dari mulai anak-anak hingga orangtua dan cocok dipakai ke pembaca Alquran yang pemula," kata Ade.
Pemkot Bogor akan Intensif Adakan Pelatihan Baca Tulis Al-Quran
BOGOR -- Survei pada 2006 menunjukkan, hanya sekitar lima persen warga Kota Bogor yang dapat membaca Alquran dengan benar. Menyadari fakta ini, Pemerintah Kota Bogor semakin intensif mengadakan pelatihan baca tulis Alquran, seperti yang diadakan di Islamic Center PPIB Bogor, Rabu (22/11).
Selain meningkatkan kemampuan untuk mereka yang sudah paham, Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Masyarakat Setda Kota Bogor, Iman, mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan menarik minat masyarakat. "Sebab, di pertengahan Desember, akan digelar lomba MTQ tingkat Kota Bogor dan awal April dilanjutkan dengan tingkat provinsi," ucapnya saat ditemui di acara pelatihan.
Peserta lomba, Iman menambahkan, merupakan dari kalangan pesantren, madrasah dan majelis dengan jumlah mencapai 100 orang. Tidak sekadar berkompetisi, mereka diharapkan dapat mentransfer ilmu ke keluarga dan masyarakat luas.
Ke depan, ujar Iman, pembinaan keislaman dan pembumian Alquran di Kota Bogor akan semakin eksis melalui Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ). Pemkot Bogor sangat mendorong supaya masyarakat Kota Bogor dapat membaca Alquran, jangan sampai Alquran hanya menjadi pajangan di rumah dan berdebu, kata Iman.
Menurut Ketua Bidang Pendidikan Pelatihan LPTQ Kota Bogor, Ade Sarmili, pelatihan akan fokus pada tujuan agar peserta bisa memenuhi enam poin. Kritera ini merupakan batasan seseorang dianggap benar membaca Alquran atau tidak hanya sekedar membaca.
Enam kriteria itu yakni harus benar tajwidnya, benar huruf masuk keluar huruf, harus benar sifat hurufnya, harus benar cara berhenti dan mengawali bacaan tidak bisa sembarangan, harus benar panjang pendeknya dan harus ada lagunya (ragam), ujar Ade.
Masih banyaknya jumlah warga Kota Bogor yang belum benar membaca Alquran secara benar, disampaikan Ade, bukan tanpa sebab. Banyak di antara mereka yang berhenti mengaji setelah tamat Iqro, sehingga pendalaman terhadap Alquran tidak dilakukan.
Untuk dapat membaca Alquran, ucap Ade, tidak hanya dengan metode Iqro. Ada banyak metode lain yang memudahkan masyarakat termasuk Yanbua. "Metode ini sebenarnya sudah ada lebih dulu dan merupakan cikal bakal dari metode Iqro dan Tilawatil Quran di Indonesia, ujarnya.
Hanya saja, lanjut Ade, kemudahan memahami dalam membaca Iqro, membuat Iqro lebih booming. Terlebih, Iqro dinilai dapat menyelaraskan santri yang memiliki ragam kemampuan.
Sementara itu, metode Yanbua lebih sistematis dengan adanya alat peraga karena memang belum ada buku panduan. "Metode Yanbua ini bisa diajarkan ke semua kalangan dari mulai anak-anak hingga orangtua dan cocok dipakai ke pembaca Alquran yang pemula," kata Ade.