Selasa 21 Nov 2017 11:57 WIB

Kemenag Pertegas Islam Indonesia yang Moderat dan Toleran

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Konferensi internasional studi Islam akan meriahkan IIEE 2017
Foto: dok. kemenag.go.id
Konferensi internasional studi Islam akan meriahkan IIEE 2017

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan beragama umat Islam Indonesia dinilai bisa menjadi contoh ideal bagi negara-negara-negara di dunia untuk menghadirkan Islam yang moderat, toleran dan demokratis. Hal ini menarik minat puluhan pakar keislaman dari luar negeri untuk melihat langsung dan mengkaji Islam di Indonesia.

Selasa (21/11) hari ini, pakar keislaman itu berkumpul di ICE BSD Serpong, Tangerang Selatan untuk menghadiri dua agenda besar yang digelar Kementerian Agama yaitu Konferensi Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies/AICIS) dan Konferensi International Studi Pesantren (International Conference on Pesantren Studies).

AICIS merupakan agenda tahunan yang digelar untuk memberikan kesempatan kepada para peneliti baik dari dalam maupun luar negeri untuk dapat mempresentasikan hasil-hasil penelitian mereka, sekaligus menjadi media membangun jejaring intelektual antarakademis. Di samping itu, forum ini menjadi wadah bagi para pengkaji Islam untuk sharing ide sekaligus mempertegas watak Islam Indonesia yang moderat dan toleran.

Semoga forum ini mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan studi-studi keislaman dalam rangka mengembangkan peradaban bangsa, ujar Menteri Agam Lukman Hakim Saifuddin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/11).

Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, dalam forum ini akan dibahas bagaimana seharusnya relasi antara agama dan negara dibangun, serta bagaimana seharusnya agama hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia mengatakan bahwa di tengah maraknya gempuran gerakan radikalisme global, kebutuhan pemahaman keagamaan yang moderat itu menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan. Menurut dia, Indonesia bisa saja menjadi negara ultra konservatif seperti Saudi, bisa saja menjadi negara sekuler seperti Turki, bisa menjadi negara teokrasi seperti Iran, atau semi teokrasi seperti Pakistan, atau sangat ekstrem seperti Pakistan.

"Tapi itu tidak terjadi karena kita punya benteng lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan agama moderat, katanya.

Untuk diketahui, AICIS dan Konferensi International Studi Pesantren merupakan rangkaian acara International Islamic Education Exhibition (IIEE) atau Pameran Pendidikan Islam Internasional 2017 yang dilaksanakan Direktorat Pedidikan Islam Kemenag tanggal 21-24 November 2017 di ICE BSD Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Selain dua agenda besar ini, IIEE 2017 juga diisi sejumlah agenda, di antaranya Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam (API), Anugrah Guru Madrasah Berpestasi (Gupres), Kompetisi Robotik Madrasah, dan Pentas Dongeng Islami PAI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement