Rabu 15 Nov 2017 22:15 WIB

Adab Menerima Tamu

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agung Sasongko
Anak dan Menantu sedang minum Teh dan Mengobrol di ruang Tamu (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Anak dan Menantu sedang minum Teh dan Mengobrol di ruang Tamu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Saling mengunjungi sesama saudara Muslim merupakan hal yang disunnahkan oleh Rasullullah SAW. Rasulullah pernah bersabda kepada siapa saja yang bersilaturahmi maka ia akan diberikan keberkahan baik rizki maupun umur.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan: "Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim yaitu menjawab salam, mendoakan kepada orang yang bersin, mengabulkan undangan, menjenguk orang sakit, dan mengiringi jenazah,"

Dalam hal ini akan dibahas etika mengabulkan undangan. Apabila kita ingin mengundang saudara atau masyarakat sekitar untuk hadir di rumah kita hendaknya kita memperhatikan etika-etikanya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengundang.

1. Hendaknya mengundang orang-orang shalih yang bertakwa dan bukannya justru mengundang orang-orang fasik. Rasulullah SAW bersabda:

 

Jangan engkau berteman kecuali dengan seorang mukmin dan jangan menyantap hidanganmu kecuali orang yang bertakwa. (HR. Al-Bukhary).

2. Tidak mengkhususkan undangan hanya untuk orang-orang kaya tanpa menyertakan orang-orang miskin. Dalam hadits shahih, Rasulullah SAW bersabda:

"Seburuk-buruk makanan adalah makanan resepsi. Diundang padanya orang-orang kaya tanpa menyertakan orang-orang fakir. (Haditsmuttafaq alaihi).

3. Hendaknya mengundang orang- orang untuk kepentingan syiar agama islam yang memang disunnahkan oleh Rasulullah SAW dan untuk menyenangkan rekan-rekannya seperti walimah, aqiqah, ghadirah (khitanan).

4. Sudah selayaknya bagi yang mengundang untuk menyambut tamunya dengan baik.

5. Tidak mengundang orang untuk maksud menyombongkan dan membanggakan diri, serta tidak mengada-adakan acara yang sifatnya bid'ah.

6. Hendaknya menyiapkan hidangan untuk sang tamu, namun semampunya saja dan tetap berusaha sebaik mungkin agar menyajikan yang terbaik.

7. Tidak terburu- buru mengangkat hidangan sampai para tamu selesai menikmatinya.

8. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan ramah tamah.

9. Hendaknya menerima pula orang yang beserta orang lain, meskipun ia tidak diundang. Hal seperti itu merupakan kelapangan hati dan kemuliaan.

10. Disunnahkan untuk mengantarkan tamu hingga pintu rumah karena hal itu menunjukkan pada maksimalnya memuliakan tamu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement