Jumat 10 Nov 2017 19:49 WIB

Khalifah Ini tak Segan Bantu Persalinan Rakyatnya

Rep: Mgrol97/ Red: Agus Yulianto
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Foto: blogspot.com
Khalifah Umar bin Abdul Aziz

REPUBLIKA.CO.ID, Dia adalah  Amirul-Mukminin, Umar r.a. Dia menjabat khalifah. Meski demikian, kadangkala Ia sering berkeliling dari rumah ke rumah pada malam hari untuk menjaga kotanya. Suatu malam, ada rakyatnya yang akan melahirkan. Maka, ia mengajak sang istri untuk membantu persalinannya hingga memasakkan makanannya.

Dikisahkan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a. bahwa saat itu Umar ra sedang meronda. Ia melihat di tanah lapang ada sebuah kemah dari bulu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Ketika didekati, Ia menjumpai seorang lelaki yang sedang duduk di depan kemah dan terdengar rintihan seseorang dari dalam kemah.

Setelah memberi salam, Umar ra duduk di dekat lelaki itu sambil bertanya, “Siapakah kalian?” Jawab lelaki itu, “Kami adalah rombongan musafir yang tinggal di hutan. Kami datang untuk meminta bantuan terhadap keperluan kami kepada Amirul Mukminin.”

Lalu Umar ra berkata, “Jika ada keperluan, aku bersedia membantumu.” Lanjut beliau, “Mengapa terdengar suara rintihan dari dalam?” jawab lelaki itu, “Silakan pergi dan urus saja pekerjaanmu sendiri!”

Setengah memaksa Umar ra tetap bertanya, “Mengapa seperti terdengar orang kesakitan?” lelaki itu terpaksa menjawab bahwa istrinya hampir melahirkan dan sedang dalam kesakitan. Tanya Umar ra, “Apakah ada perempuan lain yang membantunya?” Jawab lelaki itu, “Tidak ada.” Maka Umar ra segera kembali ke rumahnya dan berkata kepada istrinya, Ummi Kultsum r.ha., “Ada pekerjaan berpahala besar untukmu.”

Istrinya bertanya, “Pekerjaan apa itu?” Kata Umar ra, “Istri seorang warga kampung sedang kesakitan karena hampir melahirkan tanpa ada yang membantunya.” Istrinya langsung menjawab, “Ya, untuk suatu kebaikan aku selalu siap.”

Bagaimana tidak bersedia, sedangkan ia adalah anak Fathimah r.ha. (cucu Rasulullah SAW). Lalu Umar menyuruhnya segera mempersiapkan keperluan untuk menyiapkan seperti minyak, katel, dan sebagainya. Juga dibawa serta minyak samin, gandum, dan sebuah panci, lalu mereka pergi. Sedangkan Umar ra berjalan di belakang istrinya.

Setibanya di sana, Ummi Kultsum r.ha. segera masuk ke dalam kemah. Umar segera menyalakan tungku, kemudian memasukkan biji-biji gandum ke dalam panci. Setelah persalinan selesai, dari dalam Ummi Kultsum r.ha. berteriak, “Amirul Mukminin, berilah kabar gembira kepada saudaramu denga kelahiran anak laki-laki.”

Ketika ucapan Amirul Mukminin terdengar oleh lelaki pemilik kemah itu, ia langsung gemetar. Umar ra berkata, “Tidak perlu khawatir.” Lalu panci masakan tadi dimasukkan ke dalam kemah. Ummi Kultsum r.ha memberi makan ibu yang baru merahirkan tadi.

Kemudian panci dikeluarkan Umar ra dan berkata kepada lelaki itu, “Ambilah, kamu juga harus makan, karena malam ini kamu akan berjaga sepanjang malam.” Setelah semuanya selesai, Umar dan istrinya pulang ke rumah. Sebelum pulang, Umar berkata kepada lelaki itu, “Datanglah kepadaku esok, ada sesuatu yang akan aku berikan untukmu.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement