REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Jajaran Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat akan mengintensifkan program deradikalisasi agar aksi teror tidak lagi mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Direktur Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda NTB Kombes Pol Benny Basir Warmansyah mengatakan penerapan program deradikalisasi di tengah masyarakat ini akan dimulai dalam skala prioritas.
"Nanti kita gunakan skala prioritas. Mana yang paling rawan, itu yang kita dekati," kata Kombes Pol Benny Basir Warmansyah, Kamis (9/11)
Program deradikalisasi yang tujuannya untuk menangkal aksi teror seperti yang belum lama ini terjadi di wilayah Bima, Polri tidak hanya akan mengandalkan peran anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas). Namun dalam skala prioritas ini, Polri akan membentuk tim dengan tugas khusus, yakni menjalankan program deradikalisasi yang mengedepankan interaksi sosial kepada masyarakat yang pola pikirnya sudah terkontaminasi paham radikal.
Dalam aksi teror yang terjadi di Bima, aparat kepolisian gabungan di bawah kendali Tim Detasemen Khusus 88/Antiteror telah mengamankan sepuluh warga asal Penato'i, Kecamatan Mpunda, Bima Kota. Dari sepuluh warga yang diamankan, salah satunya terdapat Imam Munandar alias Nandar, seorang pria yang disebut sebagai gembong penembakan dua anggota Polres Bima Kota pada 11 September lalu.
Gembong penembakan itu telah menyerahkan diri dan turut diamankan bersama sembilan rekannya yang diberangkatkan ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan secara intensif di Mabes Polri. Keberhasilan Polri dalam mengamankan sepuluh warga yang diduga turut terlibat dalam aksi teror tersebut merupakan tindak lanjut dari aksi baku tembak yang terjadi di kawasan Pegunungan Oi Sarume, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima.
Dalam aksi baku tembak pada akhir Oktober itu, dua anggota kelompok terduga teroris dilaporkan tewas tertembak. Serangkaian penindakan ini pun dapat dikatakan sebagai tolok ukur sikap profesionalisme Polri dalam menanggulangi aksi teror yang muncul di tengah masyarakat.
Karena itu, dalam upaya memulihkan kembali situasi kamtibmas, program deradikalisme ini dikatakan Benny Basir akan bekerja secara intensif pada tahun 2018. Tentunya, upaya pemulihan ini akan dimulai dengan pola pendekatan kepada warga atau pun tokoh yang memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat.
"Sebenarnya sekarang sudah jalan, tapi kita akan intensifkan lagi tahun depan," ujar Benny Basir.