Sabtu 04 Nov 2017 06:24 WIB

Kondisi Kesehatan Warga Rohingya Memprihatinkan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agung Sasongko
Tim Muhammadiyah Aid memaparkan hasil program kemanusiaan untuk rakyat Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh, di deoan forum Rakornas Lazismu 2017 di New Metro Hotel Semarang, Jumat (3/11). Lazismu bersama Muhammadiyah Aid terus meningkatkan tugas kemanusiaan untuk masyarakat Rohingya.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Tim Muhammadiyah Aid memaparkan hasil program kemanusiaan untuk rakyat Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh, di deoan forum Rakornas Lazismu 2017 di New Metro Hotel Semarang, Jumat (3/11). Lazismu bersama Muhammadiyah Aid terus meningkatkan tugas kemanusiaan untuk masyarakat Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Program Muhammadiyah Aid dan Indonesian Humanitarian Alliance, dr Corona Rintawan mengungkap, dampak yang terjadi konflik di Rakhine adalah terjadinya eksodus besar- besaran warga Rohingya dari Provinsi Rakhine ke Bangladesh. Sejak tanggal 25 Agustus hingga sekarang, total sudah ada 844 ribu jiwa.

Jadi sudah 100 persen yang berpindah ke Bangladesh dan ini menjadi masalah kemanusiaan yang berat bagi Bangladesh. Akhirnya dari Indonesian Humanitarian Alliance memutuskan untuk menambah program ke Bangladesh, katanya.

Saat ini Muhammadiyah dipercaya untuk menjadi koordinator program di Bangladesh. Termasuk dalam hal penanganan kesehatan para pengungsi. Setiap pekan ada 174 ribu pasien yang konsultasi ke seluruh kamp medis.

Dari jumlah ini 37 persennya balita. Jadi sangat memprihatinkan. Dari 100 persen angka kematian yang dilaporkan 40 persennya balita. Dari total angka kematian, penyumbang terbesar diagnosa kematiannya adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Ini menunjukkan kondisi dasar di pengungsian dan kebutuhan dasarnya yang banyak tak terpenuhi,jelasnya.

Persoalan berikutnya, lanjut Corona, adalah penyakit balita dan diare akut. Ini mrupakan salah satu dampak akibatdari munculnya pengungsi yang sangat hebat namun kondisi kamp pengungsiansangat buruk.

Indonesian Humanitarian Alliance akan menyelesaikan ini semua walaupun memang memiliki keterbatasan. Karena mengatasi 844 ribu jiwaini tak ukup hanya satu Negara namun juga dibutuhkan kerjasama dengan internasional.

Di Bangladesh, saat ini sudah ada enam tim kesehatan. Total dari Muhammadiyah sendiri sudah ada 23 tenaga medis(dokter dan perawat) spesialis. Kloter berikutnya dokter anak dari Aceh (BPRB)Asyiyah.

Dalam sejarahMuhammadiyah, ini merupakan pengiriman tim tugas kemanusian yang terbesar.

Pengalaman tugas kemanusiaan di Gazza, Philipina dan Nepal tidak sebesar diBanglades untuk masyarakat Rohingya ini, katanya, di dampingi Ketua MuhammadiyahDisaster Management Center (MDMC), Budi Setiawan serta Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammdiyah, iqbal Rais.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement