Sabtu 04 Nov 2017 05:45 WIB

Estafet Keilmuan yang tak Diakui

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siklus peradaban Islam, yang tengah mengalami kemunduran karena berbagai hal, menjadi momentum kebangkitan Barat. Richard Stenger dalam Star Sheds Light On African 'Stonehenge' menerangkan perkembangan ilmu astronomi di Eropa dimulai pada periode Renaisans.

Periode dari abad ke-14 sampai abad ke-17 yang dimulai di Italia pada Abad Pertengahan Akhir dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa.

Pada masa ini, ilmuwan Nicolaus Copernicus mengusulkan model heliosentris dari tata surya. Copernicus ialah seorang ahli matematika dan astronom. Hasil karyanya di publikasikan dalam buku yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium.

Penemuannya dianggap sebagai peristiwa besar dalam sejarah ilmu pengetahuan, memicu Revolusi Copernican dan membuat kontribusi penting untuk Revolusi Ilmiah.

Namun, sayang, menurut Muhammad Gharib Jaudah dalam 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam, sikap para pemikir Eropa dan ahli sejarahnya berbeda-beda dalam memberikan pengakuan terhadap keunggulan peradaban Islam atas peradaban Eropa.

 

Padahal, dampak positif dari mempelajari buku-buku Arab dan penerjemahannya telah terlihat sehingga wajah dunia Eropa mulai berubah secara bertahap dari satu keadaan ke keadaan yang lain.

Akhirnya cahaya itu menerangi benua yang konon bodoh dan gelap sepanjang abad pertengahan. Adapun kebangkitan di Benua Eropa pada awalnya dimulai dari Italia yang secara terus-menerus menggali berbagai potensi peradaban bangsa Arab dari Andalusia dan daerah Barat Daya Prancis seperti Sisilia pada saat yang bersamaan.

Sebagian dari mereka mengingkari segala bentuk keunggulan peradaban bangsa Arab dan kaum Muslimin, bahkan mereka juga mengingkari bahwa kita pernah memiliki peradaban yang besar.

Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa peranan kaum Muslimin hanya sebatas mentransfer karya peradaban bangsa Yunani ke Eropa atau bahwa mereka hanya sekadar tukang pos.

Apa yang dilakukan oleh kaum Muslimin tidak lebih dari sekadar memindahkan warisan peradaban Eropa kuno ke Eropa modern. Akan tetapi, di sisi lain, sebagian pemikir dan ahli sejarah Eropa memiliki sikap dan pandangan yang berbeda tentang peradaban bangsa Arab dan Islam.

Mereka berpendapat, peradaban bangsa Arab dan Islam adalah peradaban yang secara langsung membantu kebangkitan Eropa dan peradaban dunia saat ini.

Pernyataan tersebut banyak diungkapkan pada abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20. Mereka adalah seorang Orientalis Spencer Vamiri, Filsuf Perancis Gustav Le Bon, dan Orientalis Jerman Zigrid Hunke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement