Jumat 03 Nov 2017 20:15 WIB

Jejak Kajian Islam Soal Luar Angkasa

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jejak kajian Islam terhadap luar angkasa tak hanya terhenti pada teori-teori belaka. Pada abad ke-15, terdapat nama Ali al-Qushji. Guru Besar Sejarah Akdeniz University, Turki,  Ilay Ileri, dalam Ali al-Qushji and His Contributions to Mathematics and Astronomy menjelaskan Ali al-Qushji adalah salah satu ilmuwan paling penting dalam dunia Islam.

Dia adalah seorang mahasiswa dan rekan kerja dari negarawan terkenal dan ilmuwan, Ulugh Beg. Dia menulis beberapa karya berharga terutama dalam bidang astronomi dan matematika. Dia sempat bekerja, pada dua tahun terakhir hidupnya, pada masa Turki Ottoman, yakni kerajaan Sultan Muhammad II.

Pada abad ke-15 dan ke-16, kelanjutan dari tradisi bangunan observatorium terjadi dalam Islam. Ada sebuah observatorium penting dalam dua abad ini. Yakni Observatorium Samarkand pada abad ke-15 dan Observatorium Istanbul Turki, pada abad ke-16. 

Observatorium Samarkand didirkan pada 1429 oleh Ulugh Beg. Ini adalah capaian prestasi Islam paling sukses dalam bidang bangunan observatorium. Bangunan ini juga merupakan koneksi penting antara Islam dan Eropa dalam transmisi tradisi mendirikan observatorium.

Ulugh Beg mengundang ilmuwan terkenal waktu itu dan ingin mengubah Samarkand menjadi pusat astronomi dan matematika. Ulama terkenal waktu itu seperti Ali al-Qushji, al-Qashi, Kadizade-i Rumi, dan matematikawan lain serta astronom yang bekerja di observatorium.

Sementara itu, Observatorium Istanbul didirikan oleh Taqi al-Din ibn Ma'ruf pada masa pemerintahan Sultan Murad III, di Istanbul. Studi penting dan penelitian berlangsung di observatorium.

Taqi al-Din ibn Ma'ruf adalah pendiri observatorium pertama di Negara Ottoman. Dia lahir di Damaskus pada 1526. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Damaskus dan Mesir, dia tiba di Istanbul pada 1570 dan diangkat sebagai kepala astronom (Munajjimbashi) pada 1571.

Setelah bertemu dengan Sultan Murad III melalui Sokullu Muhammad Pasha, ia mengusulkan untuk membangun sebuah observatorium untuk memiliki zij (tabel astronomi) yang lebih baik dari Ulugh Beg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement