Kamis 02 Nov 2017 15:15 WIB

Pengaruh Mughal dan Italia di Masjid Sultan Omar Ali

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Masjid Sultan Omar Saifuddin
Foto: wordpress.com
Masjid Sultan Omar Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdiri kokoh di atas lahan seluas lima hektare, Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin memadukan arsitektur Mughal dengan arsitektur Italia begitu kental terlihat. 

Arsitektur Mughal membalut kubah dan menara yang terpasung di setiap penjuru masjid, sementara arsitektur Italia tampak dari desain kotak dan 'leher' menara, penyangga kubah utama berbentuk silinder bersekat. Layaknya bangunan di Vatikan.

Sehingga, jika dilihat dari kejauhan, masjid ini seperti gedung Vatikan yang ada di pusat Roma dengan kubah utama tepat di tengah-tengah bangunan gedung.

Jika dibandingkan, sekilas memang tidak ada perbedaan pada dua hal ini antara Masjid Omar Ali Saifuddien dan gedung-gedung di Vatikan.

Namun, Masjid Omar lebih unggul karena ada dua paduan warna putih gading dan emas yang mengilat di atas kubah dan menara. Konon dari informasinya bahwa kubah masjid ini terbuat dari emas 24 karat.

Selain desain yang mengusung gaya Italia, bahan-bahan material pada bagian eksterior masjid dan interior masjid didatangkan langsung dari Italia oleh sang arsitek, Cavaliere Rudolfo Nolli.

Arsitek berkebangsaan Italia yang bekerja untuk Booty and Edwards Chartered di Teluk Siam.  Seakan tidak ingin kehilangan identitas sebagai orang Italia, Rudolfo memberikan 75 persen material khas Italia pada masjid ini. Sang Arsitek, mengaktulisasikan material yang dibawanya dari Italia itu untuk dijadikan mosaik.

Mosaik-mosaik indah ditempatkan di beberapa bagian masjid, baik di dalam maupun luar masjid yang dibuat dengan bahan keramik berkualitas tinggi asli Italia.

Kombinasi potongan keramik dengan bentuk-bentuk menawan kian menambah kesan mewah masjid.   

Menara utama merupakan menara istimewa dengan ketinggian lebih dibandingkan dengan sekira 10 menara lainnya.

Ditopang dengan lift, menara setinggi 52 meter (171 kaki) ini terlihat dari setiap sudut Kota Bandar Seri Begawan.  

Tak hanya keramik, hampir seluruh bahan pembuatan masjid ini didatangkan atau diimpor dari luar negeri, seperti marmer dari Italia, karpet lantai masjid dari Arab Saudi dan Belgia, batu granit dari Shanghai (China), dan lampu-lampu kristal dari Inggris. Secara keseluruhan, pembangunan masjid ini menghabiskan dana sebesar lima juta dolar AS.   

Selain bagian arsitektur dan material yang megah dan indah, bagian lain yang juga memancarkan keindahan adalah ruangan masjid. Ada jendela masjid yang terbuat dari srainder glass atau kaca patri beraneka warna, lengkungan, semikubah, serta pilar-pilar dari batu pualam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement