Selasa 31 Oct 2017 20:30 WIB

Masjid Syekh Zayed Terinspirasi Arsitektur Mughal

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Syekh Zayed, Uni Emirat Arab.
Foto: Visitabudhabi.ae
Masjid Agung Syekh Zayed, Uni Emirat Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dibangun pada 1996, Masjid Syekh Zayed merupakan mahakarya yang melibatkan 3.500 pekerja, 38 perusahaan konstruksi. Wak tu 12 tahun difokuskan untuk menye lesai kan pendirian rumah Allah yang kaya akan nilai seni ini. Uang sebanyak 2,5 miliar dirham UAE dihabiskan untuk proyek raksasa tersebut.

Pada Desember 2007 masjid ini resmi dibuka untuk publik. Ketika itu, shalat jamaah pertama kali di dalamnya dimulai.

Kegiatan itu dihadiri Presiden UAE Syekh Khalifah bin Zayed an-Nahyan. Para jamaah bermunajat agar rumah Allah tersebut menjadi tem pat kebaikan dan selalu dimanfaatkan untuk ke maslahatan umat.

Masjid Agung Syekh Zayed merupakan bangunan besar yang terbuat dari marmer putih. Rumah lampu besar menghiasi ruang shalat utama yang dilapisi emas 24 karat dan karpet rajutan tangan terbesar di dunia.

Desain masjid ini terinspirasi dari arsitektur Mughal (India, Pakistan, Bang ladesh) dan Mooris (Maroko). Bangunan itu menjadi mahakarya yang diakui pakar arsitektur.

Sejumlah 82 kubah bergaya Maroko menunjukkan keindahan di bawah langit biru. Kubah utamanya merupakan yang terbesar.

Semuanya dihias dengan batu pualam putih. Selain itu, terdapat empat bangunan menara setinggi hampir 107 meter di empat penjuru masjid. Secara keseluruhan, luas masjid itu mencapai 22.412 meter persegi. Sebanyak 40.960 orang dapat ditampung masjid tersebut.

Lebih dari seribu pilar di area luar berlapis 20 ribu lembaran pualam dan batu alam polesan menunjukkan kemegahannya. Di ruang utama terdapat 96 pilar bundar berukuran besar yang semuanya dilapisi dengan aksesori menarik perhatian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement