Kamis 26 Oct 2017 14:25 WIB

Menelusuri Rumah Indah Bergaya Istana di Maroko

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Museum Dar Si Said, Maroko.
Foto: .travel-exploration.com
Museum Dar Si Said, Maroko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Tak ada yang memungkiri, Maroko, negara dengan julukan Negeri Matahari Tenggelam itu, memiliki perjalanan sejarah yang panjang dan tua, setua peradaban itu sendiri. Faktor ini menjadi salah satu sebab, mengapa negara yang terletak di Afrika Utara ini tentu kaya dengan bangunan-bangunan bersejarah nan artistik.

Di antara spot keindahan arsitektur tersebut ialah Dar Si Said Museum. Gedung ini khusus digunakan untuk menyimpan berbagai koleksi seni dan kerajinan dari zaman dulu, seperti ukiran kayu, instrumen musik, karpet, pakaian tradisional, tembikar, dan keramik.

Koleksi-koleksi itu umumnya berasal dari Marrakesh, lokasi museum itu berdiri. Selain dari Marrakesh, koleksi dari masyarakat regional ini juga diambil di wilayah selatan Maroko, seperti Tensift, High Atlas, dan Soussthe.

Arsitektur museum ini hampir sama dengan Istana Bahia di Marrakesh yang lantai dan temboknya menggunakan marmer.

Dar Si Said Museum mengaktualisasikan ukiran dan hiasan khas sebuah istana tua, namun tetap modern dengan banyaknya hiasan yang terbuat dari potongan keramik atau yang dikenal dengan mozaik.

Tampilan modern bangunan ini merupakan pantulan dari mozaik yang memiliki warna corak biru yang dipadukan dengan warna putih pada bagian dinding. 

Mozaik-mozaik yang tersusun seperti bentuk ketupat ini menyelimuti hampir semua bagian bangunan, terutama lantai. Untuk bagian fasad, mozaik ini hanya menyelimuti bagian-bagian tertentu saja, seperti ujung atas dan bawah, seperti tergambar pada tiang-tiang yang terdapat di bagian dalam dan luar Dar Si Said Museum.

Selain hiasan yang terbuat dari potongan kaca, ukiran kayu, alat musik, dan senjata menjadi ornamen atau hiasan pada museum yang terletak di Jalan Riad Zitoune Jadid ini.

Dahulu bangunan Museum ini merupakan kediaman kepala pengurus rumah tangga kerajaan, Sidi Said. Namun, kini museum ini menjadi ruang tempat penyimpanan barang-barang antik yang bisa dikunjungi setiap hari, kecuali Selasa dan Jumat.

Pada dua hari itu, museum ini ditutup untuk dibersihkan demi kenyamanan pengunjung sekaligus merupakan rangkaian dari perawatan gedung ini.

Untuk mencapai museum, pengunjung terlebih dahulu harus melewati ruangan memanjang dengan tembusan hingga ruangan yang terhubung ke halaman dengan aneka ragam tumbuhan dan bunga-bunga hias.

Dari halaman ini, pengunjung masih harus menaiki tangga menuju ruangan dengan atap kubah yang biasa digunakan sebagai tempat resepsi dan ruangan dapur lantai atas.

Di zona inilah semua pengunjung dapat melihat semua koleksi Dar Si Said Museum tanpa sekat.

Koleksi-koleksi ukuran kecil dan sedang dipajang dengan penopang berbentuk balok persegi panjang setinggi anak usia 10 tahun.

Di zona ini, pengunjung juga bisa melihat detail arsitektur bangunan yang memiliki total luas 1.500 meter persegi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement