Rabu 25 Oct 2017 05:00 WIB
Warisan Utsmaniyah

Mengenal, Piri Reis Ahli Kartografi Ustmaniyah

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi suasana di Kerajaan Ottoman.
Foto: Arts.wallpapers.com
Ilustrasi suasana di Kerajaan Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nama lengkap Piri Reis adalah Hadji Muhiddin Piri Ibn Hadji Mehmed. Dia dipanggil Reis untuk keunggulannya sebagai kapten angkatan laut (dari bahasa Arab ra's al-bahr, ra's al-markab, ra's atau rayis untuk kapten). Dia lahir antara 1465 dan 1470 di Gallipoli di pantai Aegean di Turki dan dia meninggal pada tahun 1554 atau 1555.

Sebelum menjadi laksamana, ahli geografi dan kartografer Ottoman-Turki yang terkenal, Piri Reis telah memulai karir maritimnya menjelang akhir abad ke-15, di bawah komando pamannya Kemal Reis, seorang pelaut terkenal pada masa itu.

Dia berjuang dalam banyak pertempuran angkatan laut di samping pamannya, dan kemudian juga bertugas di bawah Khaireddin Barbarossa. Dia berpartisipasi dalam pertempuran bertahun-tahun melawan angkatan laut Spanyol, Genoese dan Venesia, termasuk Pertempuran Pertama Lepanto (Pertempuran Zonchio) pada tahun 1499 dan Pertempuran Kedua Lepanto (Pertempuran Modon) pada tahun 1500. Akhirnya, dia memimpin armada Ottoman melawan Portugis di Laut Merah dan Samudera Hindia.

Di antara tindakan militer ini, dan setelah kematian pamannya Kemal Reis pada tahun 1511, Piri Reis kembali ke Gallipoli untuk merancang peta dunia pertama pada tahun 1513. Dia kemudian menyusun dua versi bukunya Kitab-i Bahriye pada tahun 1521 dan 1525. Setelah itu, ia merancang dan menggambar peta dunia keduanya pada tahun 1528-29. Misteri mengelilingi kesunyiannya yang panjang dari tahun 1528 sampai kemunculannya kembali pada pertengahan abad ke-16 sebagai kapten armada Ottoman di Laut Merah dan Samudera Hindia. 

Pada 1516, Piri Reis bertugas sebagai kapten kapal di armada Ottoman. Dia ikut serta dalam kampanye 1516-17 melawan Mesir, dan pada tahun 1517 dapat menunjukkan peta dunianya kepada Sultan Selim I. Setelah menyelesaikan Kitab-i Bahriye-nya pada tahun 1521, dia berpartisipasi pada tahun berikutnya untuk mengepung kota Rhodes melawan Knights of St. John yang berakhir dengan penyerahan pulau itu ke Ottoman pada tanggal 25 Desember 1522 dan kepergian permanen Knights dari Rhodes. 

Pada tahun 1524 ia menjadi kapten kapal yang membawa Utusan Agung Ottoman Makbul Ibrahim Pasha ke Mesir. Mengikuti saran Wazir, dia mengedit buku navigasi dan mampu mempresentasikannya ke Sultan Suleiman the Magnificent pada tahun 1525. Tiga tahun kemudian dia menyerahkan peta dunia keduanya kepada Sultan.

 

Pada tahun 1547, Piri Reis naik ke pangkat Reis (laksamana) dan memegang komando armada Ottoman di Samudra Hindia dan laksamana armada di Mesir, dengan kantor pusatnya di Suez. Pada tanggal 26 Februari 1548 dia merebut kembali Aden dari Portugis, diikuti pada tahun 1552 oleh penangkapan Muscat, yang telah diduduki Portugal sejak tahun 1507, dan pulau Kish yang penting. 

Berbelok ke timur, Piri Reis merebut pulau Hormuz di Selat Hormuz, di pintu masuk Teluk Persia. Ketika Portugis mengalihkan perhatian mereka ke Teluk Arab, Piri Reis menduduki semenanjung Qatar dan pulau Bahrain untuk mencabut Portugis dari basis yang sesuai di pantai Arab.

Beberapa kapal perang dan kapal selam Angkatan Laut Turki dinamai Piri Reis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement