Selasa 24 Oct 2017 12:02 WIB

Ponpes Ar-Rahman Jadi Rujukan Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Sebuah pusat rehabilitasi pecandu narkoba (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sebuah pusat rehabilitasi pecandu narkoba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pusat rehabilitasi pengguna narkoba Pondok Pesantren Ar-Rahman di Palembang, Sumatera Selatan, menangani sekitar 150 orang yang sebagian besar berasal dari Sumatera. Ketua Yayasan Rehabilitasi Ar-Rahman Sahrizal mengatakan, pusat rehabilitasi ini juga menerima pengguna narkoba dari Thailand, Malaysia, dan Singapura.

"Sebagian besar berasal dari Palembang, Aceh, Medan, Jambi, dan Batam. Mereka mendatangi tempat ini tak lain karena metode yang digunakan yakni melalui pendekatan spiritual," kata dia, Selasa (24/10).

Ia mengatakan asrama rehabilitasi yang menelan biaya Rp1,128 miliar tersebut telah menjadi rujukan nasional untuk para pecandu narkoba yang akan melakukan rehabilitasi. Rehabilitasi ini terdiri dari tiga program yakni program reguler, program sekolah, dan program khusus.

Program reguler terdiri dari 3 sampai 6 bulan, sedangkan program sekolah 1 sampai dua tahun, sedangkan program khusus yang diperuntukkan untuk kalangan pengguna yang ingin rehabilitasi tanpa meninggalkan pekerjaannya.

"Hanya saja, kurangnya dukungan dari orang tua klien binaan terkadang menjadi kendala. Beberapa pengguna sulit lepas dari narkoba karena proses rehabilitasi yang dijalankan tidak tuntas. Belum sembuh total sudah dibawa pulang," kata dia.

Saat ini jumlah pengguna narkoba yang sedang melakukan tahap rehabilitasi di asrama tersebut terdapat 46 orang. Sedangkan klien binaan yang menjalani rawat jalan sebanyak 127 orang.

Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan keberadaan Pusat Rehabilitasi Ar-Rahman ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi para orangtua yang ingin melepaskan anaknya dari ketergantungan narkoba. Menurut Harnojoyo, penyalahgunaan narkoba ini menjadi ancaman luar biasa di dalam negeri sehingga membutuhkan peran semua pihak karena terkait dengan kelangsungan dan kualitas generasi muda bangsa.

"Jika mau sembuh, harus dimulai dari shalat. Itu pesan saya," kata Harnojoyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement