REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati Hari Santri Nasional 2017 sudah saatnya santri mampu berkontribusi di berbgaai bidang. Ketua Bidang Tarbiyah Persatuan Islam (Persis) Irfan Safrudin mengatakan sejak lama santri sudah memiliki sikap mandiri.
"Santri memang telah sejak lama berkontribusi di negara baik di bidang politik, ekonomi, budaya, pendidikan dan sosial," jelas Irfan kepada Republika, Ahad (22/10).
Di masa kini, sudah saatnya era kebangkitan santri yang merupakan bagian dari kebangkitan Islam. Maka santri harus menguasai ilmu dalam berbagai disiplin, misalnya ilmu dasar sains dan teknologi.
Santri juga perlu mendalami ilmu kedokteran dan ilmu eksakta lainnya. Nantinya mereka tak hanya terdidik dalam hal agama juga terpelajar di bidang imu lain.
"Saya sangat gembira banyaknya sekolah Islam dan pesantren yang menyelenggarakan pendidikan Islam terpadu, sehinga alumninya bisa melanjutkan ke program sarjana dengan banyak pilihan program studi," kata Irfan.
Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ahmad Satori Ismail mengatakan perayaan Hari Santri Nasional ini sepatutnya dirayakan oleh seluruh umat Islam. Harus ada sekelompok umat untuk bertafaqquh fiddin yang bertugas kelak untuk memberikan indzar dan peringatan kepada seluruh umat.
"Untuk bertafaqquh fiddin seluruh santri dituntut untuk menguasai ilmu-ilmu dasar agama Islam seperti aqidah, syariah dan fiqh, akhlak, Alquran dan ulumulquran, hadits dan ulumul hadits, ilmu-ilmu bahasa Arab, dan ilmu keislaman lainnya," jelas dia.
Usatz Satori juga berharap santri memiliki kekuatan akidah. Mereka juga dituntut untuk berpartisipasi dalam dakwah Islamiyah menuju Islam rahmatan lil alamin. Juga, berperan serta dalam mambangun bangsa serta membangkitkannya untuk menuju Indonesia yang merdeka dan bermartabat.