Sabtu 21 Oct 2017 20:25 WIB

Lesbumi NU Gelar Diskusi Nusantara Bertirakat

Rep: Fuji EP/ Red: Elba Damhuri
Berdoa (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) menggelar acara silaturrahim kebudayaan II bertema "Nusantara Bertirakat" di Griya Oetami Omah Budoyo, Jakarta, Sabtu (21/10). Acara silaturrahim kebudayaan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober 2017.

"Hari ini kita diskusi dalam rangka menyongsong Hari santri Nasional dengan mengundang narasumber lintas keyakinan. Kita membicarakan tentang Nusantara bertirakat," kata Sekretaris Jenderal Lesbumi NU, Abdullah Wong, di acara silaturrahim kebudayaan, Sabtu (21/10).

Wong mengatakan, mentirakati Indonesia sama dengan mengasah rasa atau perasaan. Dalam rangka mensyukuri nikmat Tuhan akan karunianya yang melimpah di Bumi Pertiwi.

Mengenai alasan mengusung tema Nusantara Bertirakat, karena tidak ada satu lompatan luar biasa tanpa adanya rasa. Artinya, para wali pun melewati proses tirakat dan kemudian mencapai pencerahan. Para santri pun belajar di pondok pesantren. Mereka juga melakukan tirakat dan

Pada acara silaturrahim kebudayaan ini turut hadir Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Uung Sendana, tokoh agama Hindu yang juga dosen FIB UI, I Made Suparta, dan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Suwadi D Pranoto. Hadir juga Sekretaris Jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Romo Johannes Hariyanto.

Para narasumber bersama peserta silaturrahim kebangsaan berdiskusi tentang makna tirakat dalam konteks kebangsaan saat ini. Sebab, dengan bertirakat kepekaan rasa akan lebih terasah dan tajam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement