Ahad 22 Oct 2017 05:03 WIB

Khansa, Ibu Para Pahlawan dalam Perang Qadisiyah

Rep: Mgrol97/ Red: Agus Yulianto
Pemakaman Baqi tempat para syuhada yang waafat (Ilustrasi)
Foto: Republika/Dewi Mardiani
Pemakaman Baqi tempat para syuhada yang waafat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Dari buku yang berjudul “Perempuan-Perempuan Alquran” karya Abdurrahman Ummairah mengisahkan seorang perempuam bernama Khansa. Ia adalah sosok ibu sejati. Zaman senantiasa membutuhkan ibu seperti dirinya untuk menegaskan kebenaran di bumi mana pun, termasuk kala itu di imperium Persia yang sangat kukuh. Perang Qadisiyah menentukan nasib salah seorang ibu yang turut memperkuat barisan kaum Muslimin melawan kafir Persia.

Didorong iman yang kuat, Khansa mengumpulkan empat anak-anaknya, kemudian menasehati mereka : “Anak-anakku, kalian masuk Islam dengan taat; kalian semua telah ikut berhijrah sebagai pilihan yang tepat. Anak-anakku, camkanlah bahwa kalian putra dari laki-laki dan perempuan yang tidak pernah khianat, pamanmu tidak mencampur aduk margamu. Anak-anakku, ibumu tidak mencoreng sedikitpun nasab keturunanmu. Kami tahu bahwa Allah telah menyediakan pahala besar bagi orang Islam dengan memerangi orang kafir. Ketahuilah bahwa rumah abadi lebih baik dari pada rumah yang fana. Ingatlah firman Allah : “Hai orang-orang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imran : 200).

Karena itu wahai putra-putraku, bila esok hari telah memasuki pagi dengan selamat, berangkatlah memerangi musuhmu dengan penuh kesadaran. Mohonlah kepada Allah kemenangan terhadap musuh-musuhmu. Bila kalian berempat telah melihat peperangan berkecamuk, apinya telah berkobar, majulah ketengah-tengahnya, bergulatlah mencapai puncaknya hingga kamu memperoleh kemenangan. Sekali lagi, jangan kau lupakan bahwa rumah abadi adalah tempat yang amat mulia!”

Kata-kata Khansa tegas, bagai pidato pemimpin yang membakar semangat juang laskarnya. Pertempuran kaum Muslimin dengan kedaulatan Persia dalam Perang Qadisiyah benar-benar berkobar dengan dahsyat, menelan beberapa tubuh para syuhada, termasuk keempat anak laki-lakinya. Mereka seakan mengabaikan maut yang menyeringai di setiap sudut yang siap merobek robek nyawa mereka. Satu persatu putra Khansa berguguran di medan Qadisiyah.

Kesedihan atas kematian keempat anaknya pupus begitu ia menyadari betapa mulia mati demi menegakkan kalimah Allah SWT di muka bumi. Khansa berkata, “Segala puji bagi Allah. Puji syukur kupanjatkan kepada Mu yang telah memuliakan diriku karena kesyahidan mereka.”

Matahari menyelimuti keempat tubuh anaknya. Ia tidak bimbang atas dukacita ini. Ia sangat sadar bahwa sinar matahari yang lain akan terbit di ufuk surga Firdaus yang memancarkan segala keagungan-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement