Jumat 20 Oct 2017 15:15 WIB

Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu

Majelis Nurul Haramain saat memimpin zikir dan shalat Nabi pada acara 'Parung Berzikir' di Masjid Riyadlush Shalihin, Parung, Bogor, Selasa (13/10).
Foto: ROL/Damanhuri Zuhri
Majelis Nurul Haramain saat memimpin zikir dan shalat Nabi pada acara 'Parung Berzikir' di Masjid Riyadlush Shalihin, Parung, Bogor, Selasa (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Begitu mudahnya kita dapati taman surga, apakah kita termasuk yang bersegera menyambutnya? Atau masih saja berat melangkahkan kaki mendengarkan siraman ilmu dan untaian zikir?

Semua pertanyaan itu mungkin hanya diri kita yang menjawabnya. Semoga saja kita tak kehilangan keutamaan majelis zikir dan majelis ilmu yang amat besar itu.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah sekelompok orang duduk berzikir kepada Allah SWT, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketenteraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan (para malaikat) yang ada di sisi-Nya." (HR Muslim)

Siapakah yang tidak ingin dinaungi malaikat-malaikat Allah SWT? Malaikat yang pekerjaannya hanya bertasbih setiap hari mencari majelis zikir dan majelis ilmu kemudian menaunginya. Bukan hanya itu, rahmat Allah tercurah meliputi orang-orang yang duduk dengan niat mengingat Allah SWT dalam majelis-majelis itu.

Ketenteraman menjadi rasa yang menyelinap hampir ke semua hati-hati orang yang berada dalam majelis taman surga. Tak ada gundah mengganggu, tak ada cemas menunggu. Dan yang dahsyat, Allah SWT, Tuhan sekalian alam, membangga-banggakan orang-orang dalam majelis zikir di hadapan para malaikat.

Kita harus akui, kita pasti senang jika orang tua atau orang lain membangga-banggakan prestasi kita. Kali ini bukan makhluk yang membangga-banggakan orang yang ikhlas menuntut ilmu. Melainkan langsung Sang Pencipta Makhluk. Betapa besar keutamaan mengikuti majelis taman surga.

Itulah keutamaan besar majelis zikir dan majelis ilmu. Majelis yang amat banyak dan mudah kita temui. Lalu jika taman surga sudah tersaji di depan kita, apa kaki kita masih berat untuk memasukinya? n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement