REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada bagian dalam Masjid Camii Tokyo di setiap dindingnya tertulis kaligrafi bertuliskan nama-nama indah Allah SWT (asma al-husna). Lafaz al-Muhyi, al-Khaliq, dan ar-Rahman bertebaran di dinding masjid.
Untuk menambah kesan mewah, lengkungan pada fasad depan ini dipadukan dengan warna belang-belang hitam putih. Warna ini selaras dengan lantai yang terbuat dari bahan marmer. Selain lantai yang menggunakan marmer, fondasi pada fasad juga menggunakan marmer yang khusus diimpor dari Turki.
Sementara, untuk bagian ruang masjid yang memiliki luas bangunan 1.477 meter persegi ini, selain ukiran di bagian dalam kubah dan lampu gantung yang mewah, hiasan yang juga tak kalah mewah ada pada bagian mihrabnya yang berwarna emas.
Warna emas ini tampak menyatu dengan seni kaca patri yang polanya menggunakan motif bunga. Pada pagi dan sore sinar matahari datang mengalir melalui jendela kaca patri ini membungkus interior masjid dalam cahaya atmosfer. Dekorasi interior benar-benar mengandalkan kaligrafi Arab dan desain geometris.
Berdasarkan penelusuran, masjid yang dibangun di atas lahan seluas 734 meter persegi ini semua materialnya sengaja didatangkan langsung dari Turki.
Langkah ini untuk memberikan totalitas bahwa konsep masjid ini benar-benar mengadopsi gaya Timteng yang mengerjakannya juga didatangkan dari negara yang sama. Konon, ada sekitar 100 seniman berpretasi di Turki terlibat dalam pembangunannya.
Masjid terdiri atas dua lantai ini. Lantai bagian atas difungsikan sebagai tempat ibadah, sementara lantai pertama dimanfaatkan sebagai pusat kebudayaan Islam.
Pada perkembangannya masjid ini mengalami renovasi pada 2000 yang semua dananya ditanggung Pemerintah Turki dan dalam pengoperasian dan pemeliharaannya tidak mengandalkan bantuan dana Pemerintah Jepang.
Kini, Masjid Camii tidak hanya sebagai tempat shalat, tetapi juga digunakan untuk acara pernikahan, peragaan busana, pertunjukan, pameran, dan konferensi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
