REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bagi cendekiawan Muslim Prof KH Didin Hafidhuddin, Hari Santri penting diperingati karena santri merupakan bagian dari komunitas pelajar yang jumlahnya sangat banyak.
Ia mengatakan, jumlah santri mencapai jutaan, terutama di Pulau Jawa. Dilihat dari akar sejarah, para pejuang kemer dekaan juga adalah para santri yang dipimpin oleh para ulama di pondok pesan tren. Jadi, sangat bisa dipahami jika ada Hari Santri.
"Tetapi, lebih penting dari itu, peringatan ini (Hari Santri) seharusnya dijadikan sebagai upaya untuk terus meningkatkan peran santri dalam pembangunan masyarakat dan bangsa," ujar Ketua Umum Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI) belum lama ini.
Ia menerangkan, jumlah santri sangat banyak. Mereka harus menjadi agen-agen pembangunan dan pembaruan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang pendidikan dan ekonomi serta bidang lainnya.
Jika melihat Alquran surah at-Taubah ayat 122, terang Kiai Didin, ada dua tugas santri dan kiai. Pertama, memahami agama secara mendalam dan baik untuk menjawab berbagai persoalan di tengah masyarakat. Kedua, mereka menjadi solusi dari persoalan yang dihadapi masyarakat.
"Jadi, santri dan masyarakat adalah dua hal yang tidak boleh terpisahkan, ha rus menyatu. Kalau ada Hari Santri, ke si tu arahnya, bagaimana penguatan santri sebagai bagian utama dari pembangunan ma syarakat dan semakin mendekatkan san tri dengan masyarakat," ujarnya.