REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan kepada manusia untik senantiasa menepati janji. Bahkan janji kampanye ataupun janji politik.
Sekretaris Jenderal Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menjelaskan, setiap janji akan dimintai pertanggung jawaban baik di hadapan manusia maupun Tuhan. "Seorang yang mengingkari janji dapat terkena hukuman kifarat. Janji dalam bidang apapun, termasuk janji politik, harus dipenuhi," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (16/10).
Mu'ti menjelaskan, memenuhi janji merupakan pembeda antara manusia yang beriman dan munafik. Di antara ciri orang munafik adalah apabila berkata dia bohong, apabila berjanji dia ingkar, apabila diberi amanat dia berkhianat. Di antara ciri orang beriman yang sukses adalah mereka yang senantiasa memegang teguh amanah dan menepati janji.
Kendati begitu apabila dalam melaksanakan janji tersebut, si pemberi janji terancam jiwanya, maka dia tidak diwajibkan membayar janjinya. "Kalau seseorang tidak memenuhi janji karena terpaksa atau terancam jiwanya, maka dia tidak terkena hukuman," ujar Mu'ti.
Mengenai pemimpin baru DKI Jakarta, ia berharap keduanya dapat memimpin ibukota dengan baik, serta amanah. "Semoga Pak gubernur dan wakil gubernur dapat memimpin Jakarta dengan amanah, memegang teguh dan memenuhi janji sebagaimana yang disampaikan saat kampanye, dan melayani rakyat dengan adil tanpa ada diskriminasi," katanya.