REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Konferensi pemuda-pemuda Islam yang tergabung dalam negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) bertajuk International Conference on Islamic Youth Education 2017 yang digelar di Kota Bandung, 5-9 Oktober 2017 telah berakhir. Lewat konferensi yang diikuti 56 perwakilan negara OKI ini dihasilkan sejumlah kesepakatan yang dicetuskan bersama.
Asisten Deputi Peningkatan Iptek dan Imtaq pemuda pada deputi bidang pemberdayaan pemuda Kemenpora RI, Esa Sukma Wijaya mengatakan salah satunya yang dibahas ialah masalah pendidikan keislaman. Pada era modernisasi, pendidikan Islam disepakati harus terus dibangkitkan terutama di negara-negara Islam.
"Para pemuda Muslim sepakat dan percaya bahwa kebangkitan kembali pendidikan Islam di dunia modern saat ini akan berkontribusi untuk mencapai tujuan pembangunan," kata Esa.
Ia mengatakan persoalan pendidikan menjadi tantangan untuk mencetak generasi muda Muslim. Bukan hanya yang paham ilmu-ilmu umum tapi juga memgkolaborasikan dengan perspektif keislaman. Sehingga semakin menunjukkan negara Islam bisa maju dengan karakter keislaman yang terus ditumbuhkan dalam pendidikannya.
"Isi deklarasi itu sendiri sesuai dengan judul deklarasi berkaitan dengan masalah pendidikan kepemudaan dalam perspektif islam yang Rahmatan Lil Alamin," ujarnya.
Ia mengatakan di Indonesia pendidikan keislaman sudah cukup berkembang dengan hadirnya pondok pesantren. Konsep inilah yang disosialisasikan kepada perwakilan negara OKI lainnya. Karenanya pada kegiatan konferensi diagendakan kunjungan ke Pondok Pesantren Daarut Tauhid dan Universitas Islam Bandung untuk mengenalkan pendidikan keislaman di Indonesia.
Selain itu, pengembangan pendidikan kejuruan juga menjadi pembahasan utama. Hal ini dalam rangka upaya pengentasan kemiskinan di negara-negara Islam.
"Negara kita merencanakan untuk bagaimana 2018 pendidikan kejuruan menjadi salah satu cara mengurangi kemiskinan di indonesia. Nuansa ini yang juga didorong ke dunia. Bagaimana melalui pendidikan kejuruan baik di tingkat sekolah dan perguruan tinggu didorong pemuda bisa mandiri sehingga memberdayakan pemuda lainnya," ujarnya.
Konferensi pemuda Islam dunia ini juga dikatakannya menegaskan kembali komitmen untuk mempromosikan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin. Ajaran Islam juga menekankan pentingnya posisi pemuda sebagai sesuatu yang vital kekuatan di masyarakat untuk bisa menyumbangkan gagasan dan kemampuan mereka untuk membawa positif kemajuan dan perubahan dalam masyarakat dan demi kebaikan bersama umat manusia pada umumnya.