Jumat 06 Oct 2017 16:15 WIB

Studi Keislaman Hasil Interaksi Barat dan Timur

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Naskah kuno
Naskah kuno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak medio abad ke-20 hingga kini, studi keislaman terus berkembang dan mendapat pelbagai tantangan, khususnya dari perspektif poskolonialisme.

Banyak bermunculan sarjana-sarjana dari Asia yang menggugat narasi besar yang dirancang orientalis Eropa atau Kristen. Pada akhirnya, studi keislaman di Eropa tidak lagi eksklusif semata untuk sarjana non-Muslim. Orang Islam dari Asia dan Afrika pun mulai banyak yang menekuni studi keislaman selama di Eropa. Sifat kajian ini juga menjadi semakin multidisipliner.

Studi Islam Studi keislaman (Islamic studies) merupakan istilah yang memayungi kajian-kajian tentang peradaban, kebudayaan, sejarah, dan agama Islam dengan berbagai aspeknya. Secara harfiah studi keislaman dimulai kaum Muslim sejak Rasulullah SAW masih hidup. Namun, dalam pemahaman terkini studi keislaman merupakan hasil interaksi Barat dengan Timur.

Pelbagai tonggak peristiwa bersejarah penting di antara keduanya, semisal Perang Salib, penjelajahan maritim, imperialis me, dan kolonialisme, turut me warnai definisi konsep studi keislaman itu.

Sejak abad ke-16, para sarjana Kristen di Eropa giat mempelajari teks-teks klasik yang berasal dari Asia. Ini lantas memunculkan disiplin orientalisme yang berupaya mengonstruksi identitas Barat dan Timur dalam relasi kekuasaan yang timpang.

Seperti dijelaskan Edward Said dalam karya monumentalnya, Orientalism, dengan kajian ini para sarjana Eropa merasa absah mendefinisikan apa dan bagaimana Timur itu. Lebih lanjut, mereka menyuarakan apa-apa yang dianggapnya penting demi membangun representasi Timur yang dianggapnya bisu sebagaimana harusnya, bukan hal adanya.

Satu contoh kontribusi kalangan orientalis bagi studi keislaman mula-mula ada lah karya Ecole des Langues Oreintal Vi vantes di Paris pada 1795 serta Description de l'Egypte, yang terdiri atas 23 jilid. Menurut Zainal Abidin (2015), isinya berkaitan dengan pedoman dasar yang sis tematis untuk kajian sejarah dan kebudayaan bangsa-bangsa Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement