Jumat 06 Oct 2017 15:45 WIB

Barat Tertarik Kajian Ketimuran

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Naskah Kuno
Naskah Kuno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya kajian ketimuran membuat masyarakat Barat semakin dalam mempelajari budaya yang berbeda. Mereka mengetahui kajian keagamaan di masyarakat timur begitu kuat, sehingga sulit untuk memisahkan kehidupan mereka dari tradisi keagamaan.

Robert Irwin dalam bukunya, For Lust of Knowing: The Orientalists and their Ene mies,menegaskan orientalisme sebagai aktivitas akademis bermula sejak abad ke-16. Para tokoh awalnya adalah Guillaume Postel (meninggal 1581), Jacob Golius (meninggal 1667), dan Edward Pococke (meninggal 1691).

Postel merupakan sarjana Prancis yang mahir berbahasa Arab, Ibrani, dan Syriac. Pada 1536, dia ditunjuk menjadi penerjemah pada kedutaan besar Prancis untuk Ottoman di Istanbul. Dalam ke sempat an itu, Postel gemar mengumpul kan banyak manuskrip yang kini tersim pan baik di Perpustakaan Nasional di Paris.

Seiring dengan semangat humanisme dari Renaissance, Postel meyakini bahwa ada agama universal dan hanya Kristen yang sesuai menjadi dasarnya. Pada 1544, dia menerbitkan buku De Orbis Terrae Concordia(Harmoni di Muka Bumi) yang antara lain menyebutkan, Yahudi dan Islam dapat melebur ke dalam Kristen begitu agama universal ini mewujud.

Selain sebagai komentator agama-agama, Postel juga memperkenalkan teks-teks penting berbahasa Arab, Ibrani, dan Latin ke khazanah percakapan sarjana-sarjana Eropa di akhir masa Renaisans.

Di antaranya adalah karya astronom Muslim Nasruddin al-Tusi dan al-Kharaqi yang mengkritik Almagest buah tangan Ptolemus. Sebagai informasi, tulisan alTusi itulah yang memengaruhi Copernicus dengan teorinya tentang matahari sebagai pusat tata surya--sebuah temuan yang menggusarkan otoritas Gereja Katolik.

Adapun Jacob Golius merupakan pakar matematika tetapi juga menekuni bidang orientalisme. Dia adalah sarjana pada Universitas Leiden, Belanda. Karyanya yang dikenal luas adalah kamus bahasa Arab-Latin yang terbit pada 1653.

Sumber rujukannya mayoritas berasal dari kamus Sihah karya al-Jauhari dan Qamous karya Fairuzabadi. Selain bahasa Arab, Golius pun mahir berbahasa Persia dan Ibrani. Selanjutnya, Edward Pococke merupakan orientalis asal Inggris Raya pada Universitas Oxford. Karya-karya Pococke banyak yang membahas tentang Kristen Ortodoks yang berkembang di Asia Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement