Kamis 05 Oct 2017 13:05 WIB

Negara Islam Bersatu Hadapi Tantangan Umat

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa negara-negara Islam harus bersatu dalam menghadapi tantangan umatnya. Hal itu diungkapkan dalam pertemuan dengan Raja Jordania Abdulah II Bin Al-Hussein.

"Berbagai tantangan yang dihadapi umat Islam saat ini memerlukan negara-negara Islam untuk bersatu dan bekerja sama dalam mengatasinya," kata Menlu Retno Marsudi, Kamis (5/10).

Menlu RI melakukan kunjugan kehormatan kepada Raja Jordania Abdulah II Bin Al-Hussein di Istana Al-Husseiniyah, Amman pada Rabu (4/10). Menlu RI dan Raja Jordania membahas banyaknya tantangan yang dihadapi umat Islam yang membutuhkan kerja sama kuat antara negara-negara Islam. Untuk itu, menurut Menlu Retno, toleransi dan saling pengertian dibutuhkan dalam berinteraksi antar-negara.

"Kenyataan saat ini banyak waktu dihabiskan untuk membahas penyelesaian berbagai konflik diantara negara Islam," tutur Menlu RI.

Dalam pertemuan itu, Menlu RI menyampaikan undangan Presiden RI kepada Raja Abdullah untuk hadir sebagai pembicara utama di Bali Democracy Forum (BDF) di Bali pada 7-8 Desember 2017. Undangan tersebut diberikan kepada Raja Jordania mengingat perannya dalam memajukan pluralisme, toleransi dan demokrasi.

"Jordania telah menjadi contoh di kawasan sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi, pluralisme dan demokrasi," ujar Menlu Retno.

Selain itu, Menlu RI dan Raja Jordania juga memberi perhatian terhadap tantangan dari terorisme dan radikalisme. Beberapa kekhawatiran yang dibahas Menlu RI dan Raja Jordania terkait foreign terrorist fighters (FTF) dan perkembangan regionalisasi kelompok terorisme, seperti di Marawi.

Dalam kaitan ini Raja Yordania menyambut baik komitmen dan langkah Indonesia dalam upaya menanggulangi terorisme. Lebih lanjut, Raja Abdullah II menyampaikan kesiapan Jordania untuk melakukan kerja sama, khususnya terkait tukar informasi dan intelijen, program de-radikalisasi dan peningkatan kapasitas aparat penegak hukum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement