REPUBLIKA.CO.ID, CINA -- Baru-baru ini pihak berwenang Cina memerintahkan keluarga minoritas Muslim yang berada di wilayah barat laut Xinjiang untuk menyerahkan barang-barang keagamaan seperti sajadah dan Alquran. Bila tidak melaksankan perintah tersebut pihak berwenang mengancam akan memberikan hukuman yang berat.
Dilansi dari Radio Free Asia, pejabat di seluruh Xinjiang sebelumnya memperingatkan di lingkungan Muslim etnis Uyghur, Kazakh, dan Kyrgyz serta masjid-masjid untuk menyerahkan barang-barang tersebut. Kemudian pada pelaksanaannya, pejabat di tingkat desa, kota, maupun kabupaten, telah menyita semua Quran dan tikar khusus yang digunakan untuk ibadah.
“Cukup banyak setiap rumah yang memilliki Quran dan sajadah,” kata salah seorang Muslim etnis Kazakh di Altay (perbatasan dengan Kazakhstan), belum lama ini.
Sedangkan, menurut keterangan Dilxat Raxit, juru bicara komunitas Muslim Uyghur, pihak berwenang juga telah memerintahkan hal yang serupa di Kashgar, Hotan, dan wilayah sekitarnya. "Kami menerima pemberitahuan yang mengatakan bahwa setiap etnis Uyghur harus menyerahkan barang-barang yang berhubungan dengan Islam dari rumah mereka sendiri, termasuk Quran, dan hal lain yang mengandung simbol agama," katanya.
Raxit mengatakan, bahwa mereka harus menyerahkan secara sukarela. Jika barang-barang tersebut dalam pemeriksaan ditemukan oleh pihak berwajib, maka mereka akan diberi hukuman yang berat. Selain itu, dia mengatakan, polisi juga mengumumkan perintah tersebut di media sosial melalui aplikasi WeChat. "Mereka meminta orang untuk menyerahkan barang-barang ini atas kemauan sendiri," katanya.