Jumat 29 Sep 2017 15:43 WIB

Pengaruh Mudejar di Masjid Agung Paris

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Paris
Masjid Agung Paris

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kubah dan menara yang menjulang tinggi di Masjid Agung Paris merupakan simbol kelaziman masjid seakan menjadi oase di tengah-tengah dominasi agama setempat. Keelokannya menembus pemandangan 'atap' Kota Paris terlihat jelas dari Stasiun Place Paris yang berjarak hanya beberapa meter.  

Grande Mosque de Paris, demikian warga setempat menyebut Masjid Agung Paris ini, memiliki dua kubah dengan bentuk yang berbeda. Kubah pertama warnanya putih berbentuk seperti pada umumnya bulat. Posisinya berada di atas samping bangunan masjid.

Sementara, kubah kedua bentuknya kerucut, tingginya kurang lebih lima meter yang diperindah dengan balutan warna hijau. Letaknya tepat di tengah bangunan masjid bak panglima tiap bagian masjid.

Bagian lain yang akan membuat kita cukup terkesima pada masjid yang konsep pembangunannya mengikuti gaya mudejar (gaya arsitektur khas Muslim Spanyol Abad Pertengahan) adalah menaranya. Menara ini memiliki struktur paling tinggi di antara unsur bangunan lain pada masjid.

Menara yang terinspirasi dari Masjid al-Zitouna di Tunisia ini tingginya sekitar 33 meter. Ada beberapa ukiran di badannya yang membuat menara berbentuk segi empat ini terlihat sangat artistik.

Corak warna dasar dan lapisan keramik hijau toska ini menjadi pendukung keindahan menara tersebut. Pada keramik-keramik tertata di dinding yang berwarna abu-abu. Di dalam bangunan menara terdapat sebuah tangga yang menuju bagian puncak menara. Di tempat itulah kita akan melihat keindahan bangunan yang ada di sekitarnya.

Dinding masjid ini keseluruhannya menggunakan warna putih bersih, hanya kubah dan menara yang catnya berbeda, dia memilih warna hijau-biru dan warna gading. Meski kontras, tetap menjadi sebuah paduan warna yang selaras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement