REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Selama kurun waktu empat tahun terakhir, jumlah masjid dan mushala di Kabupaten Purwakarta mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Bagian Kesra setempat, pada 2013 lalu jumlah masjid hanya 1.211 unit. Sedangkan mushala hanya 927 unit. Namun, empat tahun kemudian jumlahnya bertambah, masjid 1.292 unit dan mushala jadi 1.030 unit.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, selama empat tahun terakhir, ada 81 unit masjid dan 103 unit mushala baru. Penambahan fasilitas agama itu, berdasarkan pengajuan masyarakat. Bertambahnya fasilitas agama ini, menjadi hal yang baik. Bahkan, jadi indikator keberhasilan keberagaman toleransi."Kami berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan perhatian di sektor agama" ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Ahad (17/9).
Menurut Dedi, ada kebanggaan tersendiri bagi pihaknya, ketika setiap tahun jumlah masjid dan mushala meningkat. Meskipun peningkatannya tak signifikan, tetapi fasilitas itu sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Apalagi, lanjut Dedi, Purwakarta akan segera memiliki masjid dengan bangunan termegah dan terluas. Masjid tersebut, berada di bekas lokalisasi Cilodong, Kecamatan Bungursari. Luasan lahan untuk masjid ini mencapai sembilan hektare. "Masjid ini akan terintegrasi dengan gedung serba guna, Islamic Center, perpusatakaan, serta taman," ujar Dedi.
Ke depan, masjid dengan anggaran Rp 38 miliar ini akan jadi ikon baru Purwakarta. Serta, menjadi bangunan kebanggaan masyarakat di wilayah ini. Dengan banyaknya fasilitas agama ini, diharapkan masyarakat Purwakarta menjadi lebih khusyu lagi dalam beribadah.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta, Entis Sutisna, mengapresiasi langkah Pemkab Purwakarta yang telah memerhatikan sektor keagamaan. Bahkan, bupati yang sekarang juga memberikan kebebasan bagi agama lain untuk membangun fasilitas ibadah di setiap sekolah. "Dengan bertambahnya fasilitas agama ini, membuktikan bila pemerintah memang peduli terhadap masyarakatnya," ujarnya.