Rabu 06 Sep 2017 18:00 WIB

Catatan Sejarah Interaksi Islam dan Cina

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Tembok Besar Cina
Tembok Besar Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cina memiliki suatu peradaban paling tua dan lestari dalam sejarah umat manusia. Lembah Sungai Kuning (Yangtze) merupakan tempat lahirnya kebudayaan Cina. Dinamakan demikian karena sungai terbesar di Cina utara itu kerap berwarna kuning keruh akibat longsor di tepiannya. Penduduk memanfaatkan kesuburan tanah di sekitar sungai itu untuk bercocok tanam.

Asal nama Cina berasal dari dinasti Ch'in yang berkuasa sepanjang tahun 221- 206 sebelum Masehi (SM). Shi Huang Ti merupakan pendiri dinasti tersebut sekaligus kaisar pertama yang mampu menyatukan Cina secara politik. Nama lain Cina adalah Tiongkok, yang berasal dari istilah Chung-kuo. Kata chung berarti 'tengah', sedangkan kuo artinya 'negeri'. Para penguasa Cina senang menganggap negerinya berada di tengah-tengah atau sebagai pusat dunia.

Cina juga terkenal dengan Jalur Sutra yang besar pengaruhnya dalam menghubung kan kebudayaan Timur dan Barat. Mungkin, sutra Cina merupakan komoditas yang sering diperdagangkan melaluinya sehingga menjadi nama jalur tersebut.

Peter Frankopan, penulis buku The Silk Roads A New History of the World (2015), menjelaskan, pada 119 SM Dinasti Han (206 SM-220 M) merebut koridor Gan su, sebuah wilayah strategis di Cina te ngah. Dari sana, penguasa Han kala itu terus berekspansi ke barat hingga Pegunungan Pamir di Asia Tengah. Sejak saat itulah, kata Frankopan, Jalur Sutra lahir sebagai penghubung lintas benua.

Itulah yang antara lain menjembatani kebudayaan Cina dengan negeri-negeri di sebelah barat, termasuk Arab dan Eropa. Pada abad pertama Masehi, dunia menyak sikan dua imperium besar, yakni Han di timur dan Romawi di barat. Jalur Sutra menghubungkan keduanya di rute darat.

Sedangkan di rute laut kapal-kapal dapat berlayar dari Kanton kemudian mengarah ke Selat Malaka, Samudra Hindia, Laut Merah, hingga Laut Mediterania. Barangbarang mewah dari Cina merupakan kegemaran para elite Romawi yang sedang menga lami masa-masa makmur. Sementara itu, orang-orang Arab kerap menjadi pedagang perantara dalam jalur perniagaan antara Cina dan Romawi.

Di zaman Rasulullah SAW, negeri Cina sedang dikuasai Dinasti Tang (618-906). Penguasa Tang gemar membangun relasi bisnis dengan ribuan utusan dari barat, termasuk Arab dan Persia. Mi Shoujiang dan You Jia dalam risalahnya, Islam in Chi na, menulis, selama 148 tahun seba nyak 37 orang utusan Arab mengunjungi pusat pemerintahan Dinasti Tang. Sejak kepemimpinan Kaisar Gaozong (me ning gal 683) hingga Kaisar Dezong (meninggal 805), Dinasti Tang mengalami masa keemasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement