Selasa 05 Sep 2017 04:15 WIB

Kesederhanaan Masjid Raya Minsk

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Raya Minsk
Foto: Belsat.eu
Masjid Raya Minsk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di Eropa Timur terus berkembang di tengah pelbagai tantangan zaman. Belarusia me rupa kan satu negara di kawasan itu dengan po pulasi Muslim yang cukup signifikan. Di negeri bekas pecahan Uni Soviet itu, kaum Muslim hidup berdampingan dengan komunitas agama-agama lain serta orang-orang ateis.

Seperti halnya umat agama-agama lain di Eropa Timur, kaum Muslim mengalami sejarah yang cukup pahit kala rezim komunis berkuasa. Banyak rumah ibadah yang dihancurkan. Akibatnya, kehidupan religius di ranah publik tidak terbina dengan baik.

Sampai 2015, menurut data dari Belarus Digest, hanya ada sekitar 10 masjid di Belarusia. Salah satu yang paling besar adalah Masjid Raya Minsk yang berlokasi di ibu kota Belarusia.

Dilansir dari Belarus Feed beberapa waktu lalu, Masjid Raya Minsk sesungguhnya telah berdiri sejak akhir abad ke- 19. Pada 1890, komunitas Muslim di Minsk memiliki rumah ibadah yang, meskipun cukup sederhana, berkapasitas mumpuni untuk memfasilitasi aktivitas ibadah dan sosial mereka. Sejarawan lokal menyebut, pembangunan Masjid Raya Minsk kala itu berlangsung sejak tahun 1900 sampai 1902.

Pada masa itu, Kekaisaran Rusia dengan agama resminya, Kristen Ortodoks, menguasai Belarusia. Sebelumnya, negeri ini berafiliasi dengan Polandia yang memeluk Katolik. Dasawarsa awal abad ke-19 menyaksikan gonjang-ganjing kekuasaan atas Belarusia. Bagaimanapun, kehidupan komunitas Muslim setempat cenderung tak terganggu lantaran konflik-konflik yang terjadi lebih seputar sentimen Ortodoks- Katolik atau politik elite.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement