REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam perjalanannya yang susah payah, Nabi Muhammad SAW mendorong para pengikutnya untuk mencari ilmu. Dia mengatakan bahwa jika seseorang mengikuti jalan dalam mengejar pengetahuan, Tuhan akan membuat jalannya mudah menuju surga.
Dia juga mengatakan bahwa pengetahuan adalah satu dari tiga perbuatan baik yang berlanjut bahkan setelah kematian. Manusia memiliki akal untuk menerima ilmu pengetahuan. Tuhan menciptakan manusia dengan alat untuk memperoleh pengetahuan tersebut.
Allah SWT mengajarkan Nabi Adam, nama-nama segala sesuatu. Nabi Adam diajarkan keterampilan bahasa, dan bagaimana menerapkan pengetahuan, membuat rencana dan keputusan, dan mencapai tujuan. Kita, anak-anak Adam, telah mewarisi keterampilan ini agar dapat bertahan di dunia dan menyembah Tuhan dengan cara terbaik.
"Dia mengajarkan Adam semua nama segalanya." (Quran 2:31)
"Dan Dia memberi Anda pendengaran, penglihatan, dan hati, agar Anda bisa bersyukur (kepada Tuhan)." (Quran 16:78)
Pengejaran pengetahuan penting dalam Islam. Nabi Muhammad mendorong para pengikutnya untuk menghadiri kelas belajar, dan dia mengirim guru-guru Alquran ke suku-suku terpencil dan kota-kota yang jauh.
Dia duduk bersama para pengikutnya dan mengajarkan mereka prinsip-prinsip Islam. Ia juga mendengarkan dengan penuh perhatian, seringkali dengan air mata mengalir di wajahnya, bacaan Alquran mereka.
Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa yang terbaik dari para pengikutnya adalah mereka yang belajar Quran dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain. Awalnya, Islam dipraktekkan diam-diam.
Namun sebuah sekolah didirikan di rumah seorang pria bernama Akram. Sekolah ini mengajarkan tentang Alquran. Hingga sekarang di abad 21, di seluruh dunia Islam memberi pengakuan terhadap sekolah Islam yang pertama itu.
Sepanjang sejarah Islam, ada banyak sekali contoh pendirian sekolah dan universitas. Umat Muslim mendirikan teori pendidikan, menulis kurikulum, literatur dan seni yang bertujuan mencari pengetahuan ke tingkat yang lebih tinggi.