Senin 28 Aug 2017 17:15 WIB

Penghormatan Iskandar Zulkarnain

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Seniman memainkan alat musik tradisional Saudi Arabia saat Pekan Kebudayaan Saudi Arabia di Anjungan NAD, TMII, Senin (28/3). (Republika/Wihdan Hidayat)
Seniman memainkan alat musik tradisional Saudi Arabia saat Pekan Kebudayaan Saudi Arabia di Anjungan NAD, TMII, Senin (28/3). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kisah lain musik pernah mendapatkan penghormatan dari Iskandar Zulkarnain. Ketika sekelompok pemusik ingin menghiburnya, Iskandar Zul karnain berdiri dan menyerahkan kursinya kepada pemimpin musisi tersebut meskipun teman-temannya tidak menyetujuinya. Musik bagi dia adalah seni, pemain musik juga seniman dan sama derajatnya dengan ilmuwan.

Menurut al Khawarizmi dalam kitabnya Mafatihul Ulum, perkembangan musik dan alat musik awal di Arab yang pernah ditulis di antaranya al-Musiqi atau komposisi melodi, komposer disebut al-Musiqur atau al-Musiqar.

 

 Perkembangan Musik di Arab

 

 Musik telah menjadi sebuah tradisi di Arab sejak lama. Mereka mendalami seni musik untuk hiburan, sebagaimana dijelaskan dalam buku pengantar The Philosophy and Theory of Music in Judaeo Arabic Literature.

 

Alat musik yang dimainkan orang Arab banyak dipelajari dalam karya HG Farmer yang berjudul Organ of the Ancients dan Farmer's History of Arabian Music. Franz Rosenthal dalam bukunya The Classical Heritage in Islam Arabic Thought and Culture menjelaskan,

 

 Muslim sangat senang mempelajari musik. Seni ini menjadi tradisi klasik. Perkembangan musik dijelaskan dalam beberapa buku berikut ini.

Bermula dari Phytagoras

Dalam kitab al-Musiqi karangan Al Hasan bin Ahmad bin Ali disebutkan, ada sebuah peristiwa seseorang mempelajari hubungan numerik antara perkusi dan perkusi tubuh. Orang tersebut pernah berjalan di sepanjang jalan berkumpulnya tukang tembaga dan besi kemudian mendengar suara yang menurutnya sangat familiar. Kemudian, dia berdiri di samping mereka dengan proporsional. Dia menganggap mereka selaras.

Sambil mengingat perkusi, mereka berdiri dalam hubungan proporsional yang sama dengan yang dia rasakan, termasuk suara-suara itu. Sekembalinya ke rumah, dia mencoba menghubungkan suara proporsional pada tubuh yang berbeda. Kemudian, dia menemukan suara indah didengar. Dia dapat menghitung ibrah dan persepsi indranya. Nicomachus menyebutkan, orang tersebut adalah Phythagoras.

 

Alat Musik Pertama

Sedangkan, alat musik di antaranya al-urghanun merupakan instrumen Yunani dan Romawi yang terbuat dari tiga lembar kulit sapi yang lebar. Di atas kulit tengah ada kulit yang besar. Di atas kulit tersebut terdapat pipa perunggu dengan lubang dalam proporsi tertentu. Dari sanalah sumber suara terdengar dan dapat dimainkan oleh pengguna instrumen.

Alat musik lain pada masa awal adalah as-Salbaqis merupakan instrumen senar dari Yunani dan Romawi mirip harpa. Harpa juga berasal dari Yunani. Alat musik terakhir adalah al-kitsarah, sebuah alat musik yang menyerupai tambur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement