Senin 28 Aug 2017 14:26 WIB
PBNU Bentuk PCI NU Tiongkok

Pemerintah Tiongkok tak Perlu Takut dengan Hadirnya NU

Mustasyar PBNU Prof Dr KH Tholchah Hasan bersalaman dengan Wakil Konjen Tiongkok di Surabaya Peng Yimu usai upacara pembukaan Konfercab I Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Tiongkok di Pondok Pesantren Al-Islahiyyah, Singosari, Malang, Jatim.
Foto: dok. PBNU
Mustasyar PBNU Prof Dr KH Tholchah Hasan bersalaman dengan Wakil Konjen Tiongkok di Surabaya Peng Yimu usai upacara pembukaan Konfercab I Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Tiongkok di Pondok Pesantren Al-Islahiyyah, Singosari, Malang, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kemarin membentuk Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Tiongkok. Pembentukan dilakukan dalam Konferensi Cabang Istimewa I di Pondok Pesantren Al-Islahiyyah, Singosari, Malang.

Hadir pada kesempatan itu Ketua PBNU KH Robikin Emhas SH MH, Mustasyar PBNU Prof Dr KH Tholchah Hasan, dan budayawan PBNU KH Agus Sunyoto, Wakil Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok Peng Yimu dan peserta konfercab se-Indonesia.

Ketua PBNU KH Robikin Emhas mengajak, warga Nahdliyin di Tiongkok untuk selalu menyebarkan dan mengamalkan ajaran nilai-nilai Islam Nusantara, Islam damai, Islam yang tasamuh menjaga kedamaian ala ahlussunnah waljamaah. “NU bisa diterima di Australia, Amerika, Eropa, Timur-Tengah, Asia dan seluruh dunia karena membawa ajaran kedamaian dan perdamaian. Alhamdulillah di Tiongkok juga berdiri Cabang Istimewa seperti di negara lain," katanya.

Dia minta, pada pemerintah Tiongkok tidak perlu takut dengan hadirnya NU di sana. "Untuk itu Pak Konjen dan masyarakat Tiongkok tidak usah khawatir, tidak perlu takut dengan kehadiran NU di Tiongkok. Karena, kehadiran NU justru akan meningkatkan kehidupan yang harmonis di tengah masyarakat bahkan akan mendorong semakin hangat hubungan RI-Tiongkok," tegas Robikin yang disambut tepuk tangan hadirin dan Wakil Konjen Peng Yimu.

Sementara Kiai Tholhah Hasan menuturkan, sejak zaman Rasulullah dulu umat Islam dianjurkan untuk belajar sampai ke negeri Tiongkok. “Mengapa itu dilakukan? Karena Rasulullah mengingatkan bahwa Tiongkok lah yang menjadi negara paling maju di dunia saat itu," kaanya.

"Tiongkok sudah mampu bikin mesiu, kertas, obat, dan tekstil. Barang-barang itu sejak saat itu sangat dibutuhkan dunia hingga sekarang. Maka, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk belajar empat hal itu ke Tiongkok," tuturnya.

Wakil Konjen Tiongkok Peng Yimu secara khusus atas nama Pemerintah Tiongkok menyampaikan selamat atas terbentuknya PCI NU Tiongkok. "Dalam banyak kami sudah terbiasa bekerja sama dengan NU. Khususnya empat tahun terakhir dengan mengembangkan buku-buku dan computer di Perpustakaan Cheng Ho yang tersebar di beberapa pondok pesantren, katanya.

Bahkan hubungan persahabatan RI-Tiongkok belakangan ini semakin mesra dengan seringnya kunjungan dua Kepala Negara Presiden Jokowi dan Xi Jinping ke Indonesia maupun Tiongkok. Dia berharap, hadirnya NU di Tiongkok akan semakin menambah hangat perdamaian dan persahabatan dua negara tersebut.

 

Pada kesempatan itu digelar Diskusi Ilmiah dengan tema Menyebarkan Islam Rahmatan Lil Alamin di Tiongkok. Sebagai pembicara KH Agus Sunyoto (penulis buku Atlas Walisongo), Prof Dr KH Tholhah Hasan (Menteri Agama Indonesia Periode 1999-2001), dan Ahmad Syaifudin Zuhri (PP GP Ansor bidang Hubungan Internasional dan Dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Peserta konfercab akhirnya memilih lima orang tim Ahlul Halli Walaqdi (Ahwa) untuk memilih Rois Syuriyah PCI NU Tiongkok. Mereka adalah KH Imron Rosyadi Hamid SE MSi, Drs KH Abdulloh Suwanto MM, Drs H Agus Fathuddin Yusuf MA, Ahmad Syaifuddin Zuhri LM dan Suudut Tasdiq SHi.

Tim Ahlul Halli Walaqdi akhirnya sepakat memilih KH Imron Rosyadi Hamid SE MSi, pengasuh Pondok Pesantren Al-Islahiyyah, Singosari, Malang menjadi Rois Syuriyah PCI NU Tiongkok. Kiai Imron juga Dosen Unisma Malang yang tengah menyelesaikan S3 di Universitas Jilin, Kota Changchung, Tiongkok.

Sedangkan Nurwidiyanto SPd MSc, dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PCI NU Tiongkok. Nurwidiyanto tengah menyelesaikan S3 Jurusan Pendidikan Matematika di Norteast Normal University, Kota Changchun, Tiongkok.

Konfercab menugaskan Rois Syuriyah terpilih bersama ketua tanfidziyah untuk melengkapi pengurus mulai mustasyar, a’wan, wakil-wakil rois, katib, wakil katib, wakil ketua tanfidziyah, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement