REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daya beli masyarakat dinilai sedang turun, meski demikian semangat berkurban umat Islam masih tetap tinggi. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menilai, sampai saat ini belum melihat pengaruh daya beli masyarakat yang sedang turun terhadap semangat berkurban masyarakat.
Ketua Panitia Kurban Baznas, Julita Nurmasari mengatakan, penghimpunan hewan kurban masih dalam proses. Sampai saat ini jumlah pekurban terus bertambah. Meski hewan kurban yang terhimpun belum dihitung jumlah keseluruhannya, tapi Baznas melihat pekurban tidak terpengaruh daya beli masyarakat yang sedang menurun.
"Masih banyak muzaki yang berkurban tahun ini, jadi tidak ada pengaruhnya daya beli yang sedang menurun kalau menurut saya," kata Julita kepada Republika.co.id, Ahad (27/8).
Ia menilai, tahun ini jumlah orang yang berkurban melalui Baznas bertambah dibanding tahun lalu. Hanya saja angka pasti jumlah total hewan kurban yang dihimpun Baznas belum ada karena masih lima hari lagi menuju Idul Adha. Tapi kalau melihat perkembangannya setiap hari, pekurban tahun ini lebih banyak dari tahun lalu.
"Daya beli masyarakat memang turun, tapi Baznas punya program Kurban Berdayakan Desa, masyarakat jadi lebih banyak yang antusias walau daya beli mereka turun," ujarnya.
Selain itu, lanjut Julita, kampanye Baznas juga semakin intens. Hal yang paling berpengaruh cukup besar, Baznas tahun ini lebih banyak memberikan kemudahan kepada masyarakat yang hendak berkurban. Masyarakat bisa berkurban melalui Baznas lewat e-commerce, kurban digital dan kasir-kasir di pusat perbelanjaan yang sudah bekerjasama dengan Baznas.
Ia mengungkapkan, intinya tahun ini Baznas menawarkan lebih banyak kemudahan kepada masyarakat yang hendak berkurban. Sehingga jumlah pekuban tetap banyak. Tahun lalu Baznas hanya bekerjasama dengan tiga e-commerce, tahun ini enam e-commerce. Tahun ini juga Baznas menjalin kerjasama dengan 212 Mart dan Lotte Grosir untuk mempermudah masyarakat melaksanakan ibadah kurban.
"Kalau saya perhatikan sekarang masyarakat yang kurban banyak yang tidak menggunakan uang kes," ujarnya.