REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh: Ahmad Rifai
Ajaran kasih sayang dalam Islam sangat sempurna dan menakjubkan. Islam mengajarkan kasih sayang tidak saja kepada sesama manusia. Kepada hewan sekalipun Islam memerintahkan untuk menyayanginya. Suatu ketika Rasulullah SAW melihat seekor burung yang terpisah dari induknya. Maka, sertamerta beliau menegur dan bersabda, "Siapa gerangan yang telah menyakiti perasaan burung ini karena anaknya? Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya." (Riwayat Abu Daud dengan sanad sahih).
Menyakiti binatang tak bisa dianggap sepele. Terdapat beberapa hadis yang mengungkap ancaman dan kecaman kepada yang melakukannya. Nabi SAW pernah memberitakan seorang yang rajin beribadah masuk neraka karena menyakiti binatang. Dalam hadis lain beliau juga melaknat siapa saja yang menjadikan hewan sebagai sasaran dalam memanah atau menembak.
Semua petuah Nabawi ini menegaskan, kasih sayang seorang Muslim hendaknya menjangkau seluruh makhluk, termasuk hewan ternak. Apalagi, dalam Islam terdapat beberapa ritual atau perintah yang mengharuskan kita berinteraksi dengan hewan. Sebut saja, misalnya, akikah, kurban, dan lainnya. Dalam menjalankan ibadah-ibadah tersebut, syariat tidak saja menuntut terwujudnya ibadah. Islam juga sangat memperhatikan proses dalam mewujudkan suatu perintah. Proses pelaksanaan setiap perintah telah ditata dengan sangat indahnya.
Dalam urusan penyembelihan, misalnya, Rasulullah sangat rinci mengaturnya. Rasululullah bersada, "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala sesuatu, maka apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan, dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu menyenangkan sembelihannya, dan hendaklah ia mempertajam mata pisaunya." (HR Muslim).
Allah memang telah menundukkan hewan ternak untuk kemaslahatan manusia. Namun, dalam memanfaatkannya manusia tidak bebas tanpa aturan. Ada aturan dan adab yang menyertai setiap bentuk pemanfaatan yang dilakukan manusia. Mempraktikkan adab dan aturan ini adalah bagian dari ihsan. Dalam hal balasan, Allah SWT telah menyiapkan ganjaran yang sangat menggiurkan. Seorang bisa dapat ampunan karena perbuatan baiknya pada hewan.
Dalam hadis Rasulullah pernah menceritakan, "Seorang wanita pezina telah mendapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di pinggir sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan, (melihat ini) si wanita pelacur itu melepas sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya itu dia mendapatkan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla." (HR Muslim).
Hadis di atas mengingatkan kita tentang betapa luasnya rahmat Allah SWT kepada manusia. Allah SWT berkuasa melipatgandakan perbuatan baik hamba- Nya. Amalan yang kelihatan sederhana dibalas dengan ganjaran yang sangat istimewa. Berbuat baik kepada anjing sekalipun, Allah menyiapkan ganjaran yang sangat besar. Bagaimana jika berbuat baik itu tertuju kepada hewan selain anjing atau kepada manusia. Selama keikhlasan menyertai tentu balasan kebaikan seperti itu pasti jauh lebih dahsyat. Semoga kita mampu memanfaatkan peluang ini.