Kamis 24 Aug 2017 11:49 WIB

Pesan Ikhtiar Ibadah Sa'i

Sai
Foto: Siwi Tri Puji B/Republika
Sai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh Ahmad Agus Fitriawan

Prosesi ibadah sa'i menjadi rukun haji dan umrah yang dilaksanakan setelah tawaf. Sa'i berarti berusaha mencari kehidupan. Sa'i dalam konteks ibadah haji dan umrah berarti berlari-lari kecil di antara Shafa dan Marwah.

Prosesi ini mengenang usaha keras yang dialami Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, saat mencari air untuk kelangsungan hidup putra nya, Ismail. Di tempat gersang dan tandus yang hampa sarana untuk mempertahankan hidup, Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan bayi nya, Ismail. Ketika Ibrahim AS hendak bergegas pergi, istrinya me megangi erat-erat tali kekang kendaraannya seraya bertanya, "Apa kah kami berdua akan ditinggalkan pergi di lembah ini?" Ibra him pun tidak menjawab pertanyaan istrinya karena sesungguh nya hatinya risau harus meninggalkan keluarganya jika tidak karena perintah Allah.

Istrinya bertanya kembali, "Kepada siapa kami ditinggalkan di sini? Apakah Allah yang memerintahkanmu?" Ibrahim pun masih tidak bisa menjawab. Tenggorokannya kering, kedua bibirnya seakan terkatup rapat, air matanya seolah tertahan di kelopak kedua matanya. Untuk memperlihatkan ketabahan dan rasa tanggung jawabnya sesekali ia menatap ke atas, ia hanya menjawab pertanyaan istrinya dengan anggukan kepala membenarkan tanda tanya istrinya itu. Isyarat dari jawabanjawaban itu melegakan Siti Hajar dan menyambutnya dengan penuh keimanan dan kebesaran hati. Karena Siti Hajar yakin Allah Yang Mahapemurah tidak akan mengabaikannya.

Lalu, Siti Hajar pun berusaha berlari-lari kecil mencari air antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali putaran yang kemudian melalui tendangan kecil kaki anaknya Ismail. Maka terpancarlah air yang kita sebut air zamzam yang hingga kini masih terus memancar dari perut bumi. Usaha keras untuk kelangsungan hidup harus dimulai dengan jalan yang bersih (Shafa) dan insya Allah akan memperoleh keberkahan. Karena itu, sai berakhir di Marwah yang berarti kesejahteraan dan kedamaian.

Ini menunjukkan bahwa seorang Muslim dalam hal berusaha ia haruslah dengan cara-cara yang bersih, halal, tidak menyakiti orang lain, dan jika pun ada persaingan maka persaingan dilakukan dengan cara fair dan jujur, niscaya hasil usahanya akan berdampak dibalik ibadah sai yang mempunyai makna sangat mendalam bagi kehidupan muslim dalam mencari nafkah.

Melalui sai, Allah perintahkan untuk menunjukkan kepada umat Muslim bahwa alam semesta ini berjalan sesuai dengan hukum sebab musabab atau sesuai hukum alam. Ini artinya, meskipun Siti Hajar sudah tahu bahwa alam sekelilingnya tempat ia berlari-lari kecil untuk mencari air, ikhtiar manusiawi harus tetap dilakukan. Karena Muslim berpantang untuk mencapai sesuatu hanya mengandalkan doa lalu berpangku tangan karena berputus asa.

Inilah sai yang Allah perintahkan kepada kita dalam rangkaian menyelesaikan ritus-ritus ibadah haji dan umrah. Ada saat-saat kita harus menunjukkan usaha maksimal dan ada saat-saat kita harus melakukan kepasrahan total kepada Allah.

Dengan demikian, Islam tidak pernah menawarkan jalan pintas, jalan cepat sukses tanpa usaha, apalagi jalan merampas hak-hak orang lain agar kelihatan 'wah' di mata manusia, tetapi terpuruk di mata Allah SWT. Islam menawarkan cara-cara yang alamiah, agar mudah ditiru dan bisa dilakukan oleh siapa pun.

Allah SWT melalui ritus ini menyempurnakan tahap demi tahap yang harus dilakukan manusia ketika menginginkan sesuatu kesuksesan, sekaligus untuk memberikan pemahaman, pelajaran, dan hikmah kepada kita tentang masalah yang dialami. Yakni apabila kita sudah menempuh berbagai ikhtiar dan ternyata menemui jalan buntu maka janganlah patah semangat dan berputus asa.

Allah tidak akan mengabaikan hambanya yang bertawakal dengan benar (QS an-Naml (27): 62). Tidakkah kita belajar dari sulitnya Siti Hajar dan bayinya, Ismail, hidup di gurun pasir yang tandus berusaha mencari air. Dan pada akhirnya keberhasilanlah yang beliau raih. Semangat untuk terus berjuang dan berusaha disertai dengan keikhlasan kepada Allah SWT, menjadi bagian dari kunci sukses ikhtiar apa yang kita cita-citakan. Wallahu a'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement