Rabu 23 Aug 2017 22:48 WIB

Kota Mataram akan Potong 3.000 Ekor Hewan Kurban

Hewan kurban
Foto: Republika/Darmawan
Hewan kurban

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, H Mutawalli menyebutkan, estimasi hewan kurban yang akan dipotong pada Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriah sekitar 3.000 ekor. "Biasanya jumlah hewan kurban yang dipotong setiap tahun terjadi peningkatan sekitar 5-10 persen. Karena itu, tahun ini kami memperkirakan sekitar 3.000 ekor," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (23/8).

Berdasarkan data tahun 2016, jumlah hewan kurban yang dipotong sebanyak 2.768 ekor. Jumlah itu terdiri atas hewan kurban kambing sebanyak 1.906 ekor dan sapi 861 ekor. Kenaikan jumlah hewan kurban yang akan dipotong tahun ini dipengaruhi karena semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan tingginya niat umat Muslim untuk berkurban.

Mutawalli memprediksi harga hewan kurban juga akan mengalami kenaikan dari tahun lalu. Dari pantauan sementara, harga hewan kurban jenis sapi saat ini mencapai Rp 11 juta hingga Rp 12 juta. Itupun sapi yang hanya sudah cukup syarat kurban.

"Kalau tahun lalu, sapi dengan harga Rp 11 juta hingga Rp 12 juta sudah cukup besar dan memenuhi syarat kurban, sementara harga yang saat ini dulunya sekitar Rp10 juta," katanya.

Begitu juga dengan harga kambing, dimana harga kambing yang besarnya juga hanya cukup syarat kurban saat ini Rp 3 juta ke atas. "Sedangkan kalau tahun lalu masih bisa mendapat dengan harga Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per ekor," ujarnya.

Menyinggung tentang pengawasan hewan kurban, dia mengatakan, bahwa 70 orang tim pemeriksa kesehatan hewan kurban hari ini mulai turun ke-65 titik pedagang hewan kurban di enam kecamatan. Menurutnya, pemeriksaan yang dilakukan oleh tim pemeriksa kesehatan hewan kurban saat ini adalah memeriksa kondisi antemortem hewan kurban.

"Antemortem hewan kurban antara lain, kelayakan hewan tersebut dikurbankan baik dari sisi umur, sakit atau tidak, cacat atau tidak," katanya.

Dikatakan, dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, penyakit yang biasa ditemukan saat dilakukan pemeriksaan antemortem antara lain, penyakit mata, batuk dan flu. "Kalau antraks, Alhamdulillah tidak pernah ada karena NTB merupakan daerah bebas antraks," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement