Sabtu 19 Aug 2017 23:12 WIB

Islam Lepaskan Manusia dari Kegelapan

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Andalusia, Spanyol
Foto: picturesspain.com
Andalusia, Spanyol

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thariq bin Ziyad merupakan panglima besar Islam yang tercatat da lam sejarah penaklukan Andalusia (Spanyol). Ia adalah prajurit dari Kerajaan Umayyah atau Bani Umayyah. Dalam beberapa ca tatan sejarah, Thariq menakluk kan Andalusia setelah Musa bin Nushair membukan jalan pasu kan Islam ke Eropa.

Thariq lahir pada tahun 50 Hijriyah atau 670 Masehi di Kenchela, Aljazair dari kabilah Nafzah. Meski berasal dari kabilah Bar bar, di masa kecil ia rajin be lajar dan menulis serta menghafal ayat-ayat Alquran dan hadis. Setelah besar, Thariq menjelma sebagai seorang panglima perang yang disegani dan ditakuti oleh lawan-lawannya. Pada tahun 711 M atau 92 H, Thariq berangkat menuju Andalusia. Pasukannya mulai mendarat di Giblaltar pada 29 April 711 M.

Saat mereka tiba, Thariq me merintahkan kepada pasukannya agar membakar semua kapal dan berpidato di depan anak buahnya untuk membangkitkan semangat prajuritnya. Penyerbuan yang di lakukan Thariq dan pasukannya berhasil meraih kemenangan atas kerajaan Visigoth dengan rajanya Roderick yang terbunuh dalam pertempuran Guadalete. Kisah sosok Thariq bin Ziyad menjadi pembahasan berseri dalam ma jelis ilmu dialog lepas Isya', di Mas jid Agung Al-Azhar, Keba yoran Baru, Jakarta Selatan, Ju mat (11/8). Kajian tersebut menghadirkan Ustaz Ahmad Ridwan dan diikuti oleh puluhan jamaah.

Menurut ustaz Ridwan, umat Muslim harus mengetahui sejarah pahlawan-pahlawan besar Islam, salah satunya Thariq bin Ziyad. Sehingga, tidak buta terhadap kejayaan Islam di masa lampau. "Bangsa yang besar yang tidak melupakan sejarahnya. Islam per nah berjaya 800 tahun di An da lu sia. Indonesia belum sepuluh per sennya dari kejayaan Anda lusia" ujar Ustaz Ridwan.

Ustaz Ridwan menjelaskan, sebelum Islam masuk, secara so sial–budaya, bangsa Eropa ber ada pada masa kegelapan. Dalam artian, mereka terbelakang dalam banyak hal, seperti degradasi mo ral, kezaliman penguasa dan rak yat menderita. Pada saat ber sa maan, kata ustaz Ridwan, Islam sudah berpikir lebih maju. Islam sudah membicarakan bagaimana membangun sebuah hunian yang indah. Aturan-aturan tersebut su dah menjadi pembicaraan dalam dunia Islam hingga detail. Ken dati demikian, Ustaz Ridwan me ngatakan, perlunya memberikan penekanan tentang penaklukkan Andalusia oleh Thariq bin Ziyad. Menurut ustaz Ridwan, kedatangan Thariq bersama pasukanya bukan semata-mata untuk menguasai wilayah.

Terdapat kepentingan lainnya yang lebih agung dari sekadar pe naklukan dan memperluas ke kua saan. Menurutnya, membawa masyarakat Andalusia keluar dari era kegelapan adalah agenda uta ma dari penaklukan. "Saat Islam masuk bukan mengincar keka yaan alam, melainkan membebaskan dari belenggu-belenggu. Islam datang bukan motivasi du nia. Islam membangun," kata us taz Ridwan.

Ustaz Ridwan mengungkapkan, Andalusia merupakan wila yah yang strategis sebagai pintu masuk ke Eropa. Itu sebabnya, menaklukkan wilayah ini sangat penting agar Islam bisa membangun manusianya dari degradasi moral dan melepaskan penderitaan. Kendati demikian, Ustaz Rid wan mengungkapkan, dalam pertempuran dengan pasukan Ro derick, kemenangan tidak mudah meraka raih. Pasalnya, pasukan Thariq kalah jumlah cukup jauh dengan pasukan yang dimiliki Roderick.

Thariq hanya mempunyai pa sukan sebanyak 12 ribu prajurit, sedangkan Roderick sekitar 100 ribu pasukan berkuda. Pertem pur an pun berlangsung selama de lapan hari yang kemudian di menangkan oleh Thariq. "Sejak itu, Andalusia menutup kegelap an," kata Ustaz Ridwan. Pem bahasan sejarah tentang Thariq bin Ziyad mendapatkan sambutan baik dari para jamaah. Mereka dengan saksama mendengarkan penjelasan dari ustaz Ridwan tentang kiprah Thariq bin Ziyad.

Hamdi (24 tahun), warga De pok, Jawa Barat senang mengikuti kajian sejarah Islam. Mereka yang mengikuti kajian semacam ini akan menambah pengetahuan tentang sejarah Islam dan para pahlawannya. "Ini saya belajar di sini. Karena di rumah nggak bisa banyak pekerjaan lain," kata Ham di kepada Republika, dite mui usai kajian.

Hamdi yang bekerja di salah satu bank di Jakarta itu menuturkan, sebagai Muslim, perlu me ngetahui sejarah Islam. Dari sejarah tersebut diharapkan bisa memetik pelajaran dari tokohtokoh Islam masa lampau. Dari sosok Thariq bin Ziyad, Hamdi mengaku, mendapatkan pelajar an tentang keberanian. Di sam ping tujuannya menaklukkan An dalusia tidak untuk menguasai, tapi membangun manusia dari era kegelapan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement