Rabu 16 Aug 2017 13:35 WIB

Tausiyah Kebangsaan MUI Sambut Hari Kemerdekaan Ke-72 RI

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ketua MUI, Maruf Amin
Foto: ROL
Ketua MUI, Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan tausyiah kebangsaan untuk menyambut hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke-72. Ketua Umum MUI Pusat, Prof KH Ma'ruf Amin mengatakan, kemerdekaan adalah hak segala bangsa yang harus direbut, dijaga, dibela serta dipertahankan agar Indonesia menjadi Negara yang bersatu dan berdaulat sampai akhir zaman.

"Semoga tausyiah ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh komponen bangsa dalam rangka mewujudkan NKRI menjadi Negara yang adil, makmur yang penuh ampunan Allah SWT," ujar Kiai Ma'ruf kepada Republika.co.id dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/8).

Berikut tausiyah kebangsaan MUI untuk menyambut hari kemerdekaan yang akan dirayakan pada Kamis (17/8) besok:

1. Bahwa eksistensi NKRI tidak lepas dari perjuangan seluruh bangsa Indonesia, terutama oleh para pahlawan, syuhada melalui ikhtiar dan doa serta pengorbanan jiwa dan raga seluruh kekuatan bangsa.

2. Bahwa kesepakatan dan kesaksian membentuk negara darul ahdi wa syahadah seluruh bangsa Indonesia menjadi negara merdeka berdaulat berdasarkan Pancasila adalah mengikat bagi seluruh komponen bangsa. Bagi MUI kesepakatan tersebut merupakan tanggung jawab keagamaan sekaligus tanggung jawab kebangsaan yang bertujuan untuk memelihara keluhuran agama dalam rangka mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

3. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, baik agama suku, ras, maupun budaya dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. MUI berpandangan bahwa seluruh umat beragama sebagai sesama warga bangsa terikat dengan komitmen keumatan dan kebangsaan sehingga harus hidup berdampingan dengan prinsip kesepakatan untuk menjaga kerukunan, toleransi dan keharmonisan hidup berdampingan secara damai.

4. Mengajak rakyat Indonesia, terutama penyelenggara Negara dengan tujuan dibentunya NKRI adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasrkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan yang luhur tersebut belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu kami mendesak kepada pemerintah agar lebih sungguh-sungguh bekerja dan berpihak kepada rakyat kecil sehingga kesenjangan dan ketidak adilan baik dalam bidang ekonomi maupun dalam penegakan hukum dapat segera diatasi.

5. Mengapresiasi keberhasilan pembangunan dalam bidang tertentu yang harus dipelihara, dipertahankan serta ditingkatkan, terutama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan politik. Namun kesenjagan gini rasio antara orang kaya dengan miskin masih menjadi ancaman serius yang dapat menimbulkan konflik sosial. Untuk itu, MUI mengajak semua pihak agar bersama-sama agar peduli dalam mengatasi kesenjangan tersebut dalam mewujudkan cinta-cita kemerdekaan baik secara lahir maupun batin.

6. Dalam usia 72 tahun Indonesia telah merdeka masih menghadapi keprihatinan, terutama dalam bidang dekadensi moral bagi anak bangsa seperti darurat narkoba, kekerasan pada anak maupun dalam menyelenggara Negara seperti maraknya korupsi. Untuk itu MUI mengajak seluruh komponen bangsa agar dapat meningkatkan kebersamaan dalam meningkatkan kesadaran bersama guna membangunan karakter bangsa yang menjunjung tinggi nilai etika dan moral bangsa baik melalui penyelenggara Negara maupun dunia pendidikan baik dilembaga pendidikan maupun rumah tangga dan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement