Jumat 11 Aug 2017 10:16 WIB
Integrasikan Ilmu Langit dan Bumi

200 Tokoh Islam Tiga Negara Kumpul di Banjarmasin

Gedung rektorat UIN Antasari Banjarmasin.
Foto: Wikipedia.org/ca
Gedung rektorat UIN Antasari Banjarmasin.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Sebanyak 200 tokoh Islam dari tiga negara berkumpul di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk membahas bagaimana kekhasan dan kontribusi ilmu Keislaman dengan ilmu barat.

Rektor UIN Antasari Fauzi Asri mengatakan, pada pertemuan tersebut, seluruh tokoh akan berupaya mengintegrasikan antara ilmu langit dan bumi.

"Dulunya ilmu barat juga berasal dari ilmu Islam, sehingga kita perlu kembali mengintegrasikan, sebagai upaya mengikuti perkembangan zaman," katanya, Jumat (11/8).

Kenapa baru sekarang hal itu dilakukan, tambah dia, karena IAIN kini baru berubah menjadi Universitas Islam Negeri atau UIN. Sehingga berdasarkan perubahan tersebut, maka UIN Antasari diberikan kewenangan untuk membuka program-program baru di bidang saint dan teknologi.

"Dalam kegiatan ini kita mengundang tokoh-tokoh dari Malaysia dan Prancis, untuk memaparkan bagaimana pengalaman mereka dalam menangani pertentangan keilmuan dari perkembangan disiplin ilmu yang terjadi saat ini," katanya.

Sebelumnya, sejak Rabu (9/8) malam hingga 11 Agustus Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan menggelar International Conference Islamic University (ICIU) 2017. Acara tersebut diikuti kurang lebih 200 lebih peserta dari berbagai daerah se-Indonesia, dan perwakilan Malaysia dan Prancis.

Menurut dia, ICUI 2017 dilaksanakan selama tiga hari, pada hari pertama digelar pembukaan dan hari berikutnya berisikan diskusi menghadirkan narasumber dari Malaysia dan Prancis. "Mereka yang hadir pada acara ini merupakan pencetus perubahan dari Institut Agama Islam Negeri menjadi Universitas Islam Negeri," katanya.

Agar bisa mendapatkan masukan perubahan IAIN menjadi UIN, ungkap dia, UIN Antasari telah menghadirkan nara sumber Dr Azyumardi Azra dari UIN Jakarta dan Amin Abdullah dari UIN Yogyakarta. "Kehadiran narasumber tersebut tentunya dapat memberikan pengalaman perubahan IAIN menjadi UIN, termasuk juga masukan filsafat dari Malaysia dan Prancis," tandasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement