REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT telah menjanjikan surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Begitu banyak dalil dari Al quran dan hadis yang menggambarkan betapa besarnya nikmat yang bakal diperoleh para peng huni surga kelak.
Namun demikian, proses masuknya kaum Muslim ke dalam surga tidak selalu sama antara satu dan yang lainnya. Ada yang dimudahkan oleh Allah, ada pula yang harus melalui proses hisab yang pan jang.
Dalam kajian Islam yang di gelar di Masjid at-Tarbiyah Ci lan dak Barat, Jakarta Selatan pada akhir pekan lalu, Ustaz Mu hammad Nuzul Dzikri Lc menga takan, ada beberapa jalan pintas menuju surga yang disediakan Allah untuk para hamba-Nya yang beriman. Di antara jalan pintas itu adalah dengan menuntut ilmu agama.
Hal itu diperkuat oleh sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, "Barang siapa yang berjalan da lam rangka menuntut ilmu aga ma, Allah akan memudahkannya ke surga," (HR Muslim). Menurut Dzikri, hadis tersebut sekaligus menyiratkan akan pentingnya kedudukan ilmu agama dalam kehidupan seorang Muslim.
Dia menuturkan, pengetahu an agama salah satunya bisa di peroleh dengan menghadiri maje lis ilmu yang diselenggarakan di masjid-masjid ataupun tempattempat lainnya. "Sayangnya, saat ini masih banyak dari kaum Muslim yang enggan meluangkan waktu mereka untuk mengikuti majelis ilmu dengan berbagai macam alasan duniawi. Padahal, amalan ini dapat menjadi jalan pin tas bagi mereka menuju sur ga," ujar Dzikri.
Dai lulusan Universitas Islam Madinah Arab Saudi itu menje las kan, menuntut ilmu agama pada dasarnya adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Hal itu seperti disabdakan Rasulullah SAW dalam hadisnya, "Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap Mus lim." (HR Ibnu Majah, disahihkan oleh Syekh Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan Ibnu Majah No 224).
Karena hukumnya yang wajib itu, kata Dzikri, orang yang me ngerja kan amalan tersebut (mempelajari agama—Red) dengan ikhlas akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sementara, me reka yang meninggalkannya tan pa alasan syar'i, akan berdosa. Dia mengungkapkan, amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang hukumnya wajib.
Dalam satu hadis qudsi, Allah SWT berfirman, "Dan, tidak ada satu pun amalan yang dikerjakan oleh hamba-hamba-Ku yang le bih Aku cintai dibandingkan amal an yang aku wajibkan kepa da mereka." (HR Bukhari). "Dengan kata lain, orang yang mempelajari ilmu agama dengan ikhlas akan memperoleh cinta dari Rabbnya. Itu disebabkan kecintaan Allah yang begitu besar terhadap amalan wajib yang ia kerjakan itu," ucapnya.
Dzikri mengatakan, mereka yang menghadiri kajian Islam untuk menambah pengetahuan agamanya termasuk orang-orang yang beruntung. Sebab, ilmu yang mereka peroleh dari majelis itu sangatlah mahal harganya. Imam az-Zarnuji dalam kitabnya Ta'liim Muta'allim menuliskan, jika seorang murid hendak memberikan hadiah kepada gurunya, satu ayat yang ia dapatkan dari sang guru layak dihargai 1.000 dirham.
"Ungkapan az-Zarnuji itu menunjukkan betapa mahalnya ilmu agama itu jika diukur dengan harta di dunia ini. Jadi, alangkah meruginya ketika kita punya kesempatan untuk menuntut ilmu agama, tapi malah tidak mengerjakannya," ujar Dzkiri. Dia menambahkan, andai saja setiap Muslim menyadari akan keutamaan mempelajari agama ini, niscaya mereka tidak akan mau melewatkan satu kesempatan pun untuk menghadiri majelis-majelis taklim. Apalagi, Allah telah menjanjikan kemudahan masuk surga bagi mereka yang melakukan amalan mulia tersebut.