Ahad 30 Jul 2017 20:00 WIB

MTQMN XV di Malang Termegah Sepanjang Sejarah

Rep: Binti Sholikah/ Red: Qommarria Rostanti
Perwakilan Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang mengadakan Konferensi Pers (Konpers) MTQ Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV di Gedung Rektorat UB Malang, Rabu (26/7).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Perwakilan Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang mengadakan Konferensi Pers (Konpers) MTQ Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV di Gedung Rektorat UB Malang, Rabu (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Perhalatan Musabaqoh Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV di Malang, Jawa Timur, diklaim sebagai ajang MTQ termegah sepanjang sejarah. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, perhelatan MTQMN tahun ini dianggap paling tinggi dari semua segi.

Ketua Penyelenggara MTQMN XV, Akhmad Muwafik Saleh, mengatakan, kemegahan MTQMN kali ini salah satunya terlihat saat pembukaan yang dianggap sangat meriah. Terutama dari sisi desain dan lokasi di luar ruangan. Selain itu, jumlah peserta yang mengikuti MTQMN paling banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yakni 251 perguruan tinggi dengan sekitar 3.000 peserta termasuk official.

"Bahkan ada Dewan Hakim yang mengusulkan kalau pergelaran MTQMN XV ini dimasukkan rekor MURI saja. Sekarang jumlah pesertanya 3.000-an dibanding tahun-tahun sebelumnya hanya 1.000 sampai 2.000 orang," ujarnya saat ditemui Republika.co.id di kampus Universitas Brawijaya (UB) Malang, Ahad (30/7).

Kegiatan MTQMN juga dimeriahkan dengan shalawat pada Sabtu (29/7) malam. Acara sholawat diikuti hampir 10 ribu umat Islam di Malang Raya. "MTQ kali ini tidak hanya sekadar milik mahasiswa tapi juga milik masyarakat umum," ujarnya.

Muwafik mengatakan, panitia mempersiapkan MTQMN XV selama empat bulan sebelumnya. Tak ayal, target peserta justru lebih dari yang dibayangkan.

Kegiatan yang tak kalah heboh yakni pemecahan rekor MURI Khotmil Quran 7 Hari Non Stop yang digelar mulai 27 Juli hingga 2 Agustus 2017. Khataman Alquran tersebut dibagi menjadi dua model yakni baca Alquran dan hafalan Alquran. Peserta yang mengikuti hafalan Alquran sekitar 300 orang. Selama empat hari berjalan, sudah 32 kali Alquran dikhatamkan dengan membaca dan lima kali dikhatamkan dengan menghafal.

"Nanti waktu acara penutupan Khotmil Quran akan ada pembacaan Khataman Alquran massal di panggung utama yang akan diikuti 300 sampai 500 peserta," kata dia.

Nantinya, sertifikat Rekor MURI akan diserahkan kepada Rektor Universitas Brawijaya (UB), Muhammad Bisri pada Rabu (2/8). Acara tersebut nantinya bakal dihadiri para ulama dari Jawa Timur.

Dia menyebut, MTQMN kali ini diikuti peserta dari Aceh sampai Merauke. Uniknya, salah satu peserta dari Musamus Merauke sudah datang sejak 24 Juli 2017 padahal acara MTQMN baru dibuka empat hari setelahnya. Hal itu menggugah Rektor UB untuk memberikan apresiasi berupa uang tunai untuk menghargai perjuangan peserta tersebut.

Tak kalah uniknya, Muwafik bercerita, terdapat perwakilan peserta dari perguruan tinggi yang tidak terdaftar mengikuti MTQMN namun datang ke UB untuk mengikuti perhelatan akbar tersebut. Akhirnya, panitia mengakomodasi peserta tersebut untuk diikutkan dalam kegiatan pendukung seperti pembaca ayat suci Alquran.

Dalam MTQMN kali ini, Muwafik menyatakan, perguruan tinggi umum bisa menjadi salah satu pusat pengembangan karakter mahasiswa melalui Alquran. "Tidak semata-mata melalui perguruan tinggi agama," ujarnya.

Salah satu peserta MTQMN XV dari Universitas Djuanda Bogor, Mustika Nur Alam, sangat terkesan dengan perhelatan MTQMN kali ini. Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam tersebut mengaku baru pertama kali mengunjungi Malang. Menurutnya, suasana kampus Universitas Brawijaya sangat nyaman dan sejuk.

"Seru sekali kegiatannya. Dalam perlombaan fasilitas dan pelayanannya sangat memuaskan. Panitia juga sangat membantu apa saja kesulitan para peserta," ujarnya.

Alam, panggilan akrabnya, mengikuti MTQMN XV bersama 10 orang dalam satu timnya serta dua orang official. Tim Universitas Djuanda Bogor tersebut mengikuti lima kategori, di antaranya Hafidz, Tartil, Kaligrafi, dan Tilawah. "Target kami bisa juara dan pulang bawa piala, dan membawa nama harum kampus kami," ujar Alam.

Di samping itu, panitia MTQMN XV juga menyediakan fasilitas kepada para peserta berupa sepeda kayuh yang bisa dimanfaatkan untuk mobilisasi sekitar kampus UB. Sepeda yang disediakan mencapai 50 unit yang diadakan oleh CSR milik BCA. Sepeda-sepeda tersebut diberi label MTQMN agar benar-benar dimanfaatkan untuk peserta MTQ. "Respons peserta itu mereka mengaku senang melihat kampus UB yang hijau yang sejalan dengan konsep go green, mereka merasa nyaman," ujar Muwafik.

Alam menyebut, adanya fasilitas sepeda sangat membantu para peserta MTQMN tersebut. "Tapi saya ada saran kalau bisa sepedanya dikasih kunci. Soalnya sudah dua kali kecolongan sepedanya diambil orang. Mungkin peserta belum tahu kalau meminjam sepeda harus meninggalkan tanda pengenal kepada panitia," kata Alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement