Selasa 25 Jul 2017 16:00 WIB

Kapal Kemanusiaan Bantu Pemberdayaan Masyarakat Maluku Utara

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
 Rumah Zakat dan Asia Muslim Charity Foundation (AMCF)  meluncurkan program Kapal Kemanusiaan, Selasa (25/7).
Foto: republika/retno wulandhari
Rumah Zakat dan Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) meluncurkan program Kapal Kemanusiaan, Selasa (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) dan Rumah Zakat bekerjasama meluncurkan Kapal Kemanusiaan 02. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanagan nota kesepahaman (MoU) antara Deirektur AMCF Ahmad Faisal Siregar dan Chief Program Officer Rumah Zakat Noor Yahya Muhammad pada Selasa (25/7) di Ternate.

Kerjasama ini dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah Maluku Utara. "Banyak masyarakat yang tinggal di desa terpencil termasuk yang ada pulau-pulau di Maluku Utara. Mereka butuh fasilitas yg sama dengan di kota," ujar Ahmad dalam acara Peresmian Kapal Kemanusiaan 02 di Ternate, Selasa (25/7).

Sementara itu, Noor mengatakan program Kapal Kemanusiaan sejalan dengan program Desa Berdaya yang diinisiasi oleh Rumah Zakat di 1.080 desa di Indonesia. Desa Berdaya telah menjangkau berbagai desa dengan karakteristik yang berbeda-beda salah satunya wilayah karakteristik pantai.

Untuk langkah awal dalam mendukung program ini, Rumah Zakat menyalurkan dana amal dari masyarakat sebesar Rp 500 juta. Dana ini akan bertambah sesuai dengan perkembangan kebutuhan di lapangan nanti.

"Kami perkirakan dana yang akan disalurkan dalam kerjasama ini mencapai 2 M atau bisa lebih. Semoga dukungan penuh dari Rumah Zakat dapat berjalan dengan baik," ujar Yahya.

Selain dana, Rumah Zakat juga akan mendukung dari segi SDM.Di Ternate, Rumah Zakat memiliki relawan inspirasi yang nantinya juga akan berkolaborasi dengan tim AMCF untuk ikut dalam setiap pelayaran Kapal Kemanusiaan.

Menurut Yahya, program yang akan dibawa yaitu meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan ataupun kebutuhan lain yg sifatnya mendesak.Kerjasama ini akan berlangsung selama satu tahun dan akan dievaluasi bersama setiap tiga bulan.

"Kalau sukses akan kami duplikask ke 7 titik lain dengan memprioritaskan wilayah Indonesia Timur," ujar Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement