Jumat 21 Jul 2017 16:15 WIB

Bernama Punk Muslim

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Puluhan pemuda yang tergabung dalam komunitas Punk Muslim melakukan pengajian Ramadhan di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, Senin malam (8/8). Komunitas ini menjadi media dakwah di kalangan anak punk yang dicap tanpa orientasi dan meninggalkan agamanya.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Puluhan pemuda yang tergabung dalam komunitas Punk Muslim melakukan pengajian Ramadhan di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, Senin malam (8/8). Komunitas ini menjadi media dakwah di kalangan anak punk yang dicap tanpa orientasi dan meninggalkan agamanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini, komunitas punk kerap diasosiasikan dengan anak jalanan yang bergaya hidup urakan, dekat dengan narkoba, dan jauh dari nilainilai agama. Namun, anggapan semacam itu bakal termentahkan tat kala kita berkenalan dengan komunitas Punk Muslim.

Kelompok yang satu ini jauh dari kesan nyeleneh yang acap kali disematkan kepa da anak-anak punk kebanyakan. Sesuai namanya, komunitas yang bermarkas di Jalan Swadaya, Pulogadung, Jakarta Ti mur, ini memang mempunyai tekad untuk menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Pendiri Punk Muslim Ahmad Zaky me nuturkan, komunitas yang ia kelola tersebut pertama kali dibentuk pada 2007. Kini, di usianya yang sudah menginjak satu da sawarsa, kelompok itu mulai memperluas kegiatan dakwahnya ke kota-kota besar lain di luar Jakarta. "Sejak beberapa tahun lalu kami sudah punya basis gerakan di Su rabaya. Kini, kami juga sedang membentuk wadah serupa di Bandung," ujar Zaky ke pada Republika, Rabu (19/7).

Menurut dia, gagasan yang dibangun Punk Muslim dalam mensyiarkan Islam di kalangan punkers (istilah untuk anak-anak punk--Red) memang menggunakan konsep gerakan. Dengan begitu, semua lapisan ma syarakat diharapkan bisa menerima man faat dari keberadaan komunitas tersebut. Begitu pula halnya dengan para parti si pan yang bergabung di dalam Punk Mus lim. Mereka tidak perlu lagi merasa eks klu sif dari masyarakat luar.

Zaky menjelaskan, gerakan Punk Mus lim sendiri dibentuk untuk mengedukasi anak-anak jalanan agar tidak meninggal kan sisi kehidupan agama saat menjalani aktivitas sehari-hari. Dengan adanya dak wah yang dilakukan komunitas tersebut, para punkers diharapkan tidak lagi merasa kosong ataupun hampa ketika berada di jalanan.

"Apalagi, dunia underground yang mereka selami itu cenderung identik de ngan drugs (narkoba), alkohol, seks bebas, dan hal-hal negatif lainnya. Nah, kami ingin membendung semua pengaruh buruk itu di kalangan teman-teman punk, meski pun mereka masih aktif di jalanan," tutur Zaky.

Dia mengungkapkan, ada beberapa ke giatan yang secara rutin dilakukan Punk Muslim saat ini. Salah satunya adalah 'Pun kajian', yakni acara pengajian anakanak punk yang digelar setiap pekan. Di Ja karta, kegiatan tersebut biasanya diada kan setiap malam Jumat di markas Punk Muslim yang berada di dekat Terminal Pu logadung. Sementara, Punkajian di Sura baya rutin digelar setiap Ahad oleh Punk Muslim setempat bersama beberapa komunitas underground lainnya, seperti Hijr Mo vement dan Muslim Hardcore Movement.

Di dalam acara itu, anak-anak punk ti dak sekadar mendengarkan ceramah aga ma dari para pentolan Punk Muslim. Me reka juga mendapat kesempatan untuk men diskusikan banyak hal. Dari musik hingga isu-isu yang berhubungan dengan subkultur dan budaya dominan serta ba gai mana Islam menyikapinya.

Selain kegiatan pengajian, kata Zaky, Punk Muslim juga mengadakan program penghapusan tato. "Lewat program ini, te man-teman punk Jakarta yang benar-benar ingin hijrah dan mau ngilangin tato dari badannya bisa kami bantu untuk mem fa silitasinya. Karena kami sekarang sudah pu nya alatnya (alat penghapus tato—Red)," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement