REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Rini Nuraini
Potensi keagungan pribadi seorang Muslim terkait dengan kesetiaannya kepada Alquran, pada hidupnya bersama Alquran. Caranya dengan membaca, merenungkan, mengamalkan, dan menghafalkannya.
Hal itu sangat penting, sebab Alquran itu membawa berkah. Allah SWT menegaskan, “Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS Shad [38]: 29).
Orang yang mengamalkan Alquran akan diberkahi. Orang yang mengajarkan Alquran akan diberkahi. Orang yang menjadikannya bacaan untuk kesembuhan akan diberkahi. Begitu pula, orang yang mencari kesembuhan jiwa dan badan dari Alquran akan diberkahi.
Barangsiapa mencari kecukupan hidup, Alquran akan mencukupinya. Barangsiapa yang mencari kesembuhan darinya, Alquran akan memberinya kesembuhan. Dan barangsiapa meminta perlindungan dari yang menurunkan Alquran, niscaya Dia akan memberinya perlindungan. Sebaliknya, barangsiapa mencari petunjuk selain dari Alquran, maka Allah SWT akan membuatnya tersesat, menjadikannya buta dan terhina, serta menjatuhkan hukuman. Demikian kata Dr. Aidh bin Abdullah Al-Qarni, MA, dalam bukunya yang berjudul “Nikmatnya Hidangan Alquran”.
Lalu, apakah artinya orang-orang yang saat ini terhina hidupnya atau sakit jiwanya atau badannya atau tidak ada kecukupan hidup, karena tidak ada berkah Aluran, karena selama ini tidak membaca Alquran? Hal ini, dapat terjawab sendiri oleh pribadi-pribadi Muslim terkait, atas pribadinya, dengan cara mendeteksi diri sendiri, apakah ada kesetian kepada Alquran selama hidup ini?
Jika jawabannya, tidak ada kesetiaan, berarti sekarang saatnya untuk memulai membaca Alquran, sebagai solusinya. Jika belum mampu membacanya, memulainya dengan mempelajari Alquran.
Alquran terdiri dari 30 juz. Jika kita membaca satu juz per hari, berarti dalam sebulan atau 30 hari kita dapat mengkhatamkan Alquran satu kali. Satu tahun berarti kurang lebih 12 kali. Masya Allah, jika selama ini kita tidak pernah menyelesaikan satu juz pun per tahun, berarti ini suatu kemajuan yang luar biasa. Jika 12 kali khatam setahun, untuk usia 40 tahun ke depan, misalnya, kita bisa mengkhatamkan 12x40 = 480 kali khatam.
Kita bahkan bisa meningkatkan tadarus kita menjadi dua, tiga, empat, bahkan hingga lima juz per hari. Lima juz per hari masih memungkinkan. Banyak pribadi Muslim yang dapat melakukannya, sebagai aplikasi keimanan atau kesetiaanya kepada Alquran.
Hitungannya, membaca Alquran satu juz lamanya satu jam. Diasumsikan pada pribadi Muslim yang berprofesi sebagai dosen, satu juz sama dengan satu SKS mengajar. Pribadi Muslim berprofesi dosen, banyak yang memiliki kemampuan mengajar 6 SKS per hari, bahkan sampai 10 atau 12 SKS.
Untuk profesi dosen, membaca satu juz Alquran yang sama dengan satu SKS mengajar, tidak berat. Hal itu karena kemampuan dosen mengajar minimal enam SKS dapat dilakukan. Aktivitas mengajar lebih berat dibanding membaca. Dosen juga merupakan pribadi terdidik dan terbiasa dengan membaca.Hitungannya, jika sehari membaca lima juz memungkinkan, untuk membaca satu juz perhari atau one day one juz (ODOJ), sangat lebih memungkinkan lagi. Semoga istiqamah. Aamiin.
Jika masing-masing pribadi Muslim Indonesia hidupnya diberkahi Alquran, dengan cara rajin membaca Alquran, insya Allah Indonesia menjadi negara yang penuh berkah. Mari kita rutinkan membaca Alquran setiap hari untuk keberkahan pribadi kita dan juga negara Indonesia tercinta.