REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nurani mana yang tega saat maksiat bertebaran di sekitarnya. Perlu ada aksi konkret dengan berbagai tahapannya, seperti dakwah dengan lisan, keteladanan, atau upaya persuasif lainnya. Bila perlu represif, dengan menjunjung tinggi aturan dan norma hukum yang berlaku di masyarakat.
Hal ini ditunjukkan dengan tegas oleh Abu Bakar kala memerangi golongan orang-orang yang murtad dan menolak membayar zakat. Ketika Umar bin Khatab mencoba menenangkan sahabatnya itu, Abu Bakar marah. “Hai Umar, jawablah: ‘Apa kita harus bersikap keras semasa Jahiliyah dan justru lembek sewaktu Islam?’”
Diakui, tak semua orang mempunyai rasa cemburu itu. Ada saja kelompok yang justru terjebak dalam jurang kemaksiatan. Larangan-larangan Allah tak lagi mereka indahkan. Tak ada lagi batasan halal dan haram. Dan, ini mereka jadikan sebagai jalan hidup. Merugilah mereka.
“Dan, apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: ‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS al-A'raf [7]:28).
Faktor penyebab penyusutan atau bahkan hilangnya rasa cemburu itu, antara lain, tindakan dosa dan maksiat. Ini kaitannya dengan frekuensi keimanan seseorang yang akan menambah saat tak bermaksiat dan akan terdegradasi akibat perbuatan dosa.
Ibn al-Qayim dalam kitabnya yang berjudul ad-Daa' wa ad-Dawaa' mengatakan, salah satu dampak dari perbuatan dosa, yakni memadamkan api kecemburuan dalam hati, padahal api tersebut merupakan senyawa penting untuk keberlangsungan hidupnya, seperti peran krusial suhu panas untuk tubuh manusia.
Suhu panas cemburu mengeluarkan dan mencegah tindakan dan sikap keji. Maka, penting menjaga agar suhu panas cemburu itu tetap bertahan dalam hati. Membiarkannya padam hanya akan mengantarkan seseorang ke arah jalan yang tak menentu. Dan, sebab itu berdoalah agar Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah-Nya.